Polrestabes Surabaya Bongkar Sindikat Scamming Libatkan WNA: Peras Pejabat dan Tawarkan Video Call Sex

Polrestabes Surabaya Bongkar Sindikat Scamming Libatkan WNA: Peras Pejabat  dan Tawarkan Video Call Sex

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Aris Purwanto bersama jajaran menunjukkan barang bukti dan tersangka. -Oskario Udayana-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Anggota Jatanras Polrestabes Surabaya menangkap 10 warna negara asing (WNA) asal Cina dan Vietnam di Taman Gapura Citraland, Surabaya. Mereka terlibat scamming pemerasan terhadap pejabat di Cina, penipuan produk hingga video call sex. 

BACA JUGA:Jatanras Polrestabes Surabaya Gerebek Praktik Scamming di Citraland, 10 WNA Ditangkap

Identitas para WNA yang diamankan berinisial HSHY (46), LZW (27), FS (23), CYL (34), ZX (24), HSY (27), HY (46), ZXG (27), ZHX (27), semuanya warga Cina, dan terakhir HTQ (32), asal Vietnam.

"Para WNA melakukan scamming dengan semua korbannya asal Cina. Kami sudah koordinasi dengan pihak imigrasi tidak ada korban dari Indonesia," kata Wakapolrestabes Surabaya AKBP Wimboko, Selasa 24 September 2024. 

Para WNA tersebut merupakan jaringan scamming internasional dan sudah beroperasi sejak 2023. Untuk keuntungan dari hasil kejahatannya masih di dalami. 

"Kami saat ini masih berkoordinasi dengan pihak imigrasi untuk memberikan kepastian hukum terhadap pelanggaran yang dilakukam WNA," tandas Wimboko.

Sementara Kasatreskrim AKBP Aris Purwanto menjelaskan, ada tiga modus yang digunakan para tersangka, yang datang ke Indonesia menggunakan visa wisata ini.


Para tersangka asal Cina dan Vietnam di Mapolrestabes Surabaya.-Oskario Udayana-

"Modusnya dengan cara memperjualbelikan barang secara online tapi tidak dikirim, ada juga love scamming dan pemerasan terhadap pejabat negara di Cina," tambahnya.

BACA JUGA:Polri : Korban Love Scamming Tersebar di Amerika, Italia, Inggris, Thailand, Maroko hingga Kanada

Para pelaku ini menawarkan sejumlah barang dengan cara mengirim pesan terhadap korbannya di Aplikasi TikTok, dengan iming-iming harga murah. Korban yang tergiur akan melakukan transfer sejumlah uang, namun barang tidam dikirim.

"Modus kedua love scamming, jadi perempuan masuk ke WeChat, Dou Yin, lalu add friend ke calon korban. Setelah dapat ID WeChat korban, lalu di situ melakukan phone sex (video call sex) dan memeras korban," lanjutnya.

Modus ketiga, yakni pemerasan terhadap para pejabat di Cina. Para tersangka ini mengaku sebagai aparat penegak hukum atau organisasi anti korupsi di Cina dan menakut-nakuti para pejabat di sana kemudian meminta imbalan berupa uang.

Dari tangan tersangka, polisi menyita barang bukti berupa 18 HP pribadi milik para pelaku, 2 unit laptop, WiFi satelit, 1 rim kertas berisi nomor HP korban atau calon korban.

Sumber: