Inilah Alur Drama Kolosal di Hari Juang Polri di Surabaya

Inilah Alur Drama Kolosal di Hari Juang Polri di Surabaya

Drama kolosal yang akan ditampilkan dalam peringatan Hari Juang Polri di Monumen Perjuangan Polri Jalan Polisi Istimewa, Surabaya. -Farid Al Jufri-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Drama kolosal akan menjadi salah satu agenda dalam Peringatan Hari Juang Polri pada Rabu 21 Agustus 2024, di Monumen Perjuangan Polri Jalan Polisi Istimewa, SURABAYA

BACA JUGA:Momentum Hari Juang Polri, Polisi Didorong Terus Berinovasi dan Bertransformasi

Dalam drama kolosal tersebut akan menggambarkan lahirnya Polisi Republik Indonesia (Polri) hingga menjadi tulang punggung bagi rakyat Indonesia dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. 

Pada masa penjajahan Jepang, Polisi Istimewa terbentuk untuk menjaga dan mengamankan kedudukan tentara Jepang dan menertibkan rakyat yang sedang mereka jajah. Namun sejak 17 Agustus 1945 diproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia, salah satu Polisi Istimewa bernama Nainggolan yang mendapatkan kabar dari kantor berita Dumai, lantas kemudian  bersama teman Polisi Istimewa lainya pada 19 Agustus 1945 memberanikan diri menurunkan bendera Jepang dan mengibarkan bendera Merah Putih pertama kali di Jatim.

BACA JUGA:Peringatan Hari Juang Polri, Brigjenpol Waris Agono: Polisi Lahir dari Masyarakat

Ketua Komunitas Surabaya Juang Heri Lentho mengatakan bahwa dalam alur drama kolosal tersebut diawali jatuhnya bom atom di Nagasaki dan Hiroshima yang menandakan Jepang kalah atas sekutu. 

"Dan bangsa kita memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pengangsaan Timur 56, Jakarta. Dan saat sore harinya berita kemerdekaan diketahui oleh Markonis kantor berita Dumai di Surabaya, Jepang marah-marah atas berita itu, dan melarang untuk disebarkan," kata Heri. 

BACA JUGA:Upacara Hari Juang Polri di Surabaya, Berikut Rekayasa Lalu Lintasnya

Kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang disiarkan dalam bahasa Madura untuk mengelabui Jepang telah sampai di asrama Tokubetsu Keisatsutai pada 19 Agustus 1945. Dan pada pagi hari, seorang Agen Polisi III Nainggolan dan kawan-kawan Polisi Istimewa, langsung mengganti bendera Jepang dengan bendera Merah Putih. 

"Tiang benderanya dililitkan kawat berduri, agar inspektur Jepang tidak dapat menggantikan bendera Merah Putih.  Peristiwa inilah menandai untuk kali pertama bendera Merah Putih telah berkibar di bumi wetan tanah Majapahit Jatim," jelasnya. 

BACA JUGA:Pertama Kalinya, Upacara Hari Juang Polri Digelar di Surabaya dan Dipimpin Kapolri

Melihat kejadian tersebut, Inspektur Jepang marah-marah. Selanjutnya di bawah pimpinan Inspektur Mohamamad Yasin, pasukan Polisi Istimewa untuk melakukan pengamanan pada seluruh instruktur Jepang. Serta memerintahkan untuk membongkar gudang senjata yang berada di belakang Markas Polisi Istimewa. 

"Dengan dukungan Laskar Rakyat Dinoyo pada 21 Agustus 1945, Polisi Istimewa pimpinan Mohammad Yasin melakukan apel pagi untuk membacakan Proklamasi Polisi," ucapnya. 

BACA JUGA:Kecamatan Tegalsari Semarakkan Pelantikan Kartar Periode 2024-2029 dengan Konvoi Merah Putih

Sumber: