Stok Menurun, Harga Cabai Meroket, Tak Dirasakan Petani

Stok Menurun, Harga Cabai Meroket, Tak Dirasakan Petani

Hadi Purnomo (Petani) semprot/rawat tanaman Cabai-Biro Jember-

JEMBER, MEMORANDUM - Serangan hama trips dan lalat buah yang kian intensif akibat musim kemarau panjang telah melumpuhkan produksi cabai di Kabupaten JEMBER. Para petani, khususnya di Desa Klompangan, Kecamatan Ajung harus merelakan penurunan hasil panen hingga 60%. Ironisnya, di tengah melonjaknya harga cabai di pasaran, petani justru semakin terbebani oleh tingginya biaya produksi.

Hadi Purnomo, (45) salah seorang petani cabai, mengungkapkan bahwa untuk melawan serangan hama yang semakin ganas, ia terpaksa meningkatkan intensitas penyemprotan pestisida. "Kalau biasanya seminggu sekali, sekarang harus tiga hari sekali. Biaya produksi jadi membengkak dua kali lipat," keluh Hadi, Jum'at 26 Juli 2024.

Lonjakan harga eceran cabai di pasaran memang cukup menggembirakan. Harga cabai merah besar saat ini mencapai Rp 35.000 per kilogram, sedangkan cabai rawit menembus angka Rp 90.000 per kilogram. Namun, keuntungan yang seharusnya didapat petani justru tergerus oleh kerugian akibat jumlah panen berkurang

"Yang biasanya dalam luasan 1 hektare normal mencapai 20 ton, turun menjadi 8 ton rata-rata turun 60 persen dari panen normal," beber ayah dua anak itu. 

BACA JUGA:Ratusan Hektar Tanaman Cabai di Jember Terancam Gagal Panen Akibat Antraknosa

Kondisi ini dikhawatirkan akan memicu kelangkaan cabai di pasaran. Pasalnya, serangan hama yang meluas tidak hanya terjadi di Jember, tetapi juga di daerah penghasil cabai lainnya. Jika tidak segera diatasi, harga cabai diperkirakan akan terus meroket dalam beberapa hari ke depan. 

Sementara Samrotul Fuada pedagang bumbu dapur  di pasar Tanjung mengatakan, harga Cabai rawit merah sebelumnya 30.000/kg, tiap hari naik Rp. 10.000 - Rp. 5.000 sampai sekarang harganya Rp. 90.000/kg. Cabai merah besar 25.000/kg sekarang 35.000/kg. Kalau cabai ijo sama cabai sret dari 30.000/kg sekarang 70.000/kg, mungkin karna kemarau.

"Sehingga pasokan berkurang, namun banyak pembeli yang mengurangi pembelian biasanya beli 1kg jadinya hanya seperempat," tutur Fuada.(edy)

Sumber: