Fenomena Gubes Abal-abal, Prof Oscarius: Jabatan Profesor Adalah Tanggung Jawab Intelektual dan Moral

Fenomena Gubes Abal-abal, Prof Oscarius: Jabatan Profesor Adalah Tanggung Jawab Intelektual dan Moral

Prof Dr Oscarius Yudhi Ari MH MM CLI.-Alif Bintang-

SURABAYA, MEMORANDUM - Meraih jabatan guru besar (gubes) tidak lah mudah. Rute untuk menuju jabatan bertitel profesor itu pun berliku. Juga sangat menguras keringat dan waktu. Tidak ada jalan tol, apalagi jalan pintas.

BACA JUGA:Dugaan Inspektorat Bekingi LLDIKTI VII Jatim, Lindung Saut Maruli Tepis Miliki Kedekatan Khusus Petinggi

Namun faktanya, sekarang ini jabatan gubes bisa dibanderol. Banyak profesor abal-abal yang lahir. Mereka mengakali dengan membuat jurnal predator.

Bahkan ada dugaan praktik main mata antara calon profesor bersama asesor. Ditambah dengan bantuan oknum di lembaga layanan pendidikan tinggi (LLDIKTI). Lengkap sudah cara licik agar surat keputusan (SK) pengangkatan gubes cepat diraih.

Fenomena gubes abal-abal ini lantas disesalkan oleh banyak pihak. Tak terkecuali, Prof Dr Oscarius Yudhi Ari MH MM CLI. Dia berpendapat bahwa jabatan profesor bukan hanya wujud intelektualitas, namun juga simbol moralitas. Karena itu, ia sangat mengecam keras adanya permainan dalam meraih jabatan tertinggi di bidang akademik ity.

"Meraih jabatan guru besar itu soronya (sulitnya) setengah mati. Jadi kalau sampai ada seseorang dalam meraih jabatan tersebut tanpa melalui proses akademik yang panjang dan berliku, maka tentu sangat disayangkan. Saya tidak menyalahkan siapa pun, namun pada dasarnya menjadi guru besar itu bukan hanya tanggung jawab intelektual, melainkan juga moral," ucap Prof Oscarius, Selasa, 23 Juli 2024.

BACA JUGA:Praktik Jual-Beli Gelar Gubes, Inspektorat Kemendikbudristek Diduga Bekingi LLDIKTI VII Jatim

Prof Oscarius belum lama dikukuhkan sebagai guru besar di bidang manajemen. Jabatannya tersebut bisa dikatakan masih fresh. Tepatnya, ia dikukuhkan pada 3 Februari 2024 lalu.

Namun demikian, rekam jejaknya sebagai dosen sudah dimulai sejak tahun 2002. Ia aktif mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Artha Bodhi Iswara Surabaya.

Kemudian pada 2012 baru mulai mengurus jabatan fungsional/akademik (jafa). Itu setelah Prof Oscarius lulus sebagai doktoral di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.

"Dari sana, banyak hal yang perlu saya persiapkan sebelum bisa menjadi guru besar. Mulai dari aktif mengajar, membuat buku, merilis jurnal, menjadi pembicara, hingga pengabdian masyarakat," kata Prof Oscarius yang saat ini tengah menempuh studi Kajian Ilmu Kepolisian Sekolah Pascasarjana Unair.

Dari serangkaian aktivitas akademik itu, Prof Oscarius terus mengumpulkan poin demi poin angka kredit kumulatif. Guna menyentuh gubes, dibutuhkan sedikitnya 850 poin.

BACA JUGA:LLDIKTI VII Jatim Diduga Terlibat Jual-Beli Gelar Gubes, Pemerhati: Perlu Evaluasi dan Reformasi

Sebagai arek Suroboyo, Prof Oscarius tentu pantang menyerah. Apalagi, jabatan gubes merupakan cita-citanya. Ia termotivasi oleh seniornya saat menjadi mahasiswa di Untag Surabaya. Jabatan gubes, kata Prof Oscarius, semata agar semakin berdedikasi untuk mencerdaskan generasi bangsa.

Sumber: