Dugaan Rasisme di Laga Persahabatan, Pemain Como Diduga Lecehkan Hwang Hee-chan

Dugaan Rasisme di Laga Persahabatan, Pemain Como Diduga Lecehkan Hwang Hee-chan

--

MEMORANDUM - Pertandingan persahabatan antara FC Como dan Wolverhampton Wanderers pada tanggal 15 Juli 2024 di Marbella, Spanyol, diwarnai dengan insiden yang mencoreng semangat sportivitas. Pemain Como diduga melakukan tindakan rasisme kepada Hwang Hee-chan, penyerang Wolves asal Korea Selatan.

Menurut laporan, insiden ini terjadi pada babak kedua pertandingan. Hwang Hee-chan dikabarkan menjadi sasaran pelecehan rasial dari salah satu pemain Como. Hal ini memicu kemarahan rekan setimnya, Daniel Podence, yang langsung bereaksi dengan meninju pemain Como tersebut.

Podence pun mendapatkan kartu merah atas aksinya. Pertandingan sempat dihentikan selama beberapa menit karena keributan yang terjadi.

Hwang Hee-chan sendiri enggan berkomentar banyak tentang insiden tersebut. Ia hanya mengatakan bahwa dia merasa "sangat kecewa" dan "terluka" dengan apa yang terjadi.

BACA JUGA:Euro 2024: Spanyol dan Italia Lolos, Kroasia Harap-Harap Cemas

BACA JUGA:Roberto Mancini Sebut 4 Pemain Timnas Layak Main di Serie B Italia

Sementara itu, FC Como telah mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk keras segala bentuk rasisme dan diskriminasi. Klub juga menyatakan akan menindak tegas pemain yang terlibat dalam insiden tersebut.

Insiden ini tentu saja membawa dampak negatif bagi kedua klub. FC Como mendapat kecaman dari berbagai pihak atas tindakan rasis yang diduga dilakukan oleh pemainnya. Reputasi klub pun tercoreng akibat kejadian ini.

Di sisi lain, Wolverhampton Wanderers juga harus kehilangan Podence di pertandingan selanjutnya karena kartu merahnya. Insiden ini juga dapat mengganggu fokus tim dalam mempersiapkan musim baru.

BACA JUGA:Mengenal Pasta: Kuliner Ikonik dari Italia yang Memikat Lidah

BACA JUGA:Miracle Aesthetic Clinic Kenalkan Gouri Collagen Stimulator dan Miriqa Vitalia Oral Supplement

Dugaan rasisme dalam pertandingan sepak bola ini menjadi pengingat bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk melawan diskriminasi dan rasisme dalam olahraga. Semua pihak, baik pemain, klub, maupun suporter, harus bersatu untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua orang.

Pertandingan persahabatan yang seharusnya menjadi momen untuk mempererat persahabatan antar tim dan para pemain justru dirusak oleh tindakan rasisme. Insiden ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk terus melawan segala bentuk diskriminasi dan rasisme dalam dunia sepak bola. (mg8)

Sumber: