Bojonegoro Raih Tiga Penghargaan Pada Peringatan BBGRM Ke-XXI dan HKG PKK Ke-21

Bojonegoro Raih Tiga Penghargaan Pada Peringatan BBGRM Ke-XXI dan HKG PKK Ke-21

Adriyanto di Peringatan BBGRM -Biro Bojonegoro-

2. Terbaik II yaitu, Kel. Kapasari, Kec. Genteng, Kota Surabaya.

3. Terbaik III yaitu, Kel. Manisrejo Kec. Taman, Kota Madiun.

BACA JUGA:Pemkab Bojonegoro Fasilitasi 28 Kendaraan Dinas Roda Dua untuk Petugas Pemungutan Pajak

Selain itu, Pj Gubernur Jatim juga memberikan penghargaan kepada saudara Rohmad Ainul Yaqin asal Kec. Margomulyo raih juara II inovasi teknologi tepat guna, dan POSYANTEKDES Margo Trokal Desa Margomulyo Kec. raih juara III Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna.

PJ Bupati Bojonegoro Adriyanto ucapkan terima kasih kepada Kades dan seluruh peserta yang menerima tiga penghargaan sekaligus, ini akan menjadi langkah awal kita ke depan untuk Kabupaten Bojonegoro semakin maju, sukses, dan semakin baik. "Mudah-mudahan dengan penghargaan ini menjadi modal memacu semangat untuk semua warga Bojonegoro memberikan inovasi-inovasi dan memperkuat membangun Bojonegoro semakin maju dan semakin hebat dan sejahtera.

Seperti diketahui, kegiatan gotong royong di Kabupaten Bojonegoro dilaksanakan dengan melibatkan kelembagaan masyarakat di Desa dan Kelurahan (TP PKK, Karang Taruna, RT/RW, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan), serta multistakeholder terkait lainnya yang merupakan mitra pemerintah dalam rangka mengintervensi dan akselerator pembangunan.

Salah satu potret pelaksanaan gotong royong masyarakat di Kabupaten Bojonegoro, tim penilai dapat melihat dan memotret kegiatan-kegiatan di berbagai aspek atau bidang (kemasyarakatan, lingkungan, ekonomi, maupun sosial, budaya keagamaan) di Desa Pajeng Kecamatan Gondang yang sebelumnya telah lolos pada tahapan administrasi dan presentasi di bebrapa kesempatan yang lalu.

BACA JUGA:Turunkan Stunting, Pemkab Bojonegoro Gelar Lomba Cipta Menu

Kegotongroyongan di Desa Pajeng ini sebagai bukti bahwa nilai nilai gotong royong masyarakat Desa benar-benar masih ada karena tidak hanya simbol atau jargon belaka, akan tetapi telah menjadi budaya, karakter yang mengakar secara turun menurun dari nenek moyang yang sampai saat ini masih terus dilaksanakan, utamanya dalam wujud "Lumbung Kemakmuran dan Rukun Kematian".

Keduanya merupakan bentuk inovasi yang murni dilaksanakan karena adanya komitmen bersama yang didasari oleh nilai-nilai leluhur, dimana Lumbung Kemakmuran sebagai wujud  bagaimana masyarakat Pajeng guyub rukun menyisihkan sebagai hasil panen untuk dikumpulkan dan selanjutnya dikembangkan melalui kegiatan simpan pinjam dan hasilnya diperuntukkan kembali menjadi suatu bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat desa Pajeng sendiri, seperti pembangunan irigasi, pembelian tanah untuk sekolahan dll.

Di sisi lain ada Rukun Kematian, yang tidak kalah luar biasanya, bagaimana masyarakat Desa Pajeng secara ikhlas mengumpulkan bantuan kepada Keluarga yang berduka, dan ini dilakukan tanpa adanya paksaan akan tetapi lebih pada semangat gotong royong saling membantu meringkankan beban keluarga yang sedang kesripahan agar jenazah mendapatan pulasara/ pengurusan pemakamannya bahkan tahlilan 7 hari secara layak dan sesuai dengan syariat agama, dan inilah yang menjadi inspirasi atau bersinergi dengan program bantuan Santunan Duka oleh Pemkab Bojonegoro.(top)

Sumber: