Festival Rujak Uleg 2024, Wali Kota Eri Cahyadi: Simbol Kebersamaan Warga Surabaya
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji bersama Forkopimda Surabaya dalam Festival Rujak Uleg 2024.-arif Alfiansyah-
“Seperti rujak uleg, tanpa ada cingur, maka tidak akan terasa. Tanpa ada petis juga akan hambar. Maka dari itu, Surabaya tanpa ada agama Kristen maka terasa hambar, tanpa ada agama Islam juga tidak akan terasa, tanpa ada agama Buddha juga tidak akan terasa. Begitu pula tanpa ada suku, Tionghoa, Jawa, Madura, semuanya tidak akan terasa, maka itulah Surabaya dibangun atas nama kebersamaan seperti rujak uleg,” jelas Wali Kota Eri.
BACA JUGA:Bhabinkamtibmas Desa Keting Pimpin Mediasi Pembayaran Utang Kambing
Wali Kota Eri tidak ingin Surabaya dibangun hanya dari pemerintah kotanya, akan tetapi dibangun dengan rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong bersama warga dan seluruh stakeholder yang ada.
BACA JUGA:Haul Ke- 417, Momentum Meneladani Jiwa Kepemimpinan Ranggahadi Bupati Lamongan Periode 1569-1607
“Jadi bukan seperti Rambo yang ‘one man show’ yang menampilkan pekerjaanya sendiri. Tetapi Surabaya ini seperti rujak uleg, maka dari itu Surabaya berhasil menurunkan angka stunting hingga kemiskinan,” tutur Wali Kota Eri.
BACA JUGA:Satlantas Polres Lumajang Tindak Tegas Truk Odol
Dalam Festival Rujak Uleg 2024 bertema ‘The History of Rujak Cingur’ ini, Pemkot Surabaya menyajikan 731 porsi rujak uleg. Jumlah porsi rujak uleg yang disuguhkan kepada masyarakat kali ini, disesuaikan dengan angka Peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731. Selain itu, ada 800 porsi rujak uleg yang disajikan dan dibagikan oleh 432 peserta Festival Rujak Uleg 2024 kepada ribuan pengunjung.
BACA JUGA:Push Bike Megilan Race di Lamongan Diikuti 594 Anak
Ia menerangkan, tema Festival Rujak Uleg akan berbeda di setiap tahunnya. Perbedaan tema itu tidak hanya untuk menarik minat masyarakat, akan tetapi juga dilihat dari segi venue yang digunakan.
BACA JUGA:Abah Gik Daftar Cabup Lewat PDI Perjuangan
Menurutnya, kapasitas di masing-masing tempat itu berbeda. Kalau di balai kota, bisa menampung sekitar 8.000 lebih pengunjung.
BACA JUGA:Polisi Sita 18,83 Gram Sabu Saat Ringkus Warga Harjokuncaran
“Kalau kita mengenang Kota Lama, maka akan kembali ke Kota Lama, akan tetapi jikalau nanti itu terkait tema berbeda itu bisa di Balai Kota. Sehingga tema akan mempengaruhi tempat. Nah, kalau di Kya-Kya kelihatannya penuh tapi (kapasitasnya) tidak sepenuh di Balai Kota,” terangnya.
BACA JUGA:Polisi Sita 18,83 Gram Sabu Saat Ringkus Warga Harjokuncaran
Orang nomor satu di lingkungan Pemkot Surabaya itu mengungkapkan, pemilihan lokasi Festival Rujak Uleg tidak hanya ditentukan oleh jajaran pemkot, akan tetapi juga ada yang diambil dari masukan warga Surabaya.
Sumber: