Pengamat: Parpol Penantang Eri-Armuji Masih Wait and See
Ikhsan Rosidi.--
SURABAYA, MEMORANDUM - Belum adanya kompetitor atau pesaing Eri-Armuji pada Pilwali Surabaya mendapat respons dari pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC) Ikhsan Rosidi.
Menurut dia, belum adanya tokoh yang mendeklarasikan diri sebagai paslon selain Eri-Armuji bisa disebabkan berbagai hal. Salah satunya, partai politik (parpol) penantang masih wait and see.
“Rentang waktu yang masih relatif longgar menuju hari pelaksanaan pilwali, bulan November, digunakan para tokoh maupun parpol untuk ambil posisi wait and see, menimbang dan menghitung potensi kekuatan, kelemahan, peluang maupun hambatan yang bisa dikelola dalam mengusung calon penantang bagi Er-Ji,” kata Ikhsan dihubungi, Senin, 13 Mei 2024.
Posisi wait and see ini diambil oleh sejumlah parpol agar nama yang muncul nanti betul-betul kompetitif. Termasuk menghitung kemungkinan-kemungkinan koalisi partai dan biaya-biaya politik yang harus dibayarkan nantinya.
BACA JUGA:Helat Rakorancab, PDI-P Surabaya Minta Kader Solid Menangkan Eri-Armuji
Selain itu, alasan lain belum adanya kompetitor Er-Ji adalah dikarenakan belum selesainya dinamika internal dalam tubuh partai-partai lain. Yakni, tentang siapa yang akan diusung menjadi calon penantang Er-Ji.
“Hal ini biasanya berhubungan dengan belum selesainya juga dinamika antarfaksi dalam tubuh partai-partai tersebut. Sehingga belum ada kesepakatan siapa kader yang akan diusung,” tandas Ikhsan.
Terlebih, lanjut Ikhsan, pada akhirnya keputusan final ada pada rekomendasi DPP parpol pengusung. Dirinya menduga belum adanya tokoh yang berani secara resmi mendeklarasikan diri sebagai penantang Er-Ji disebabkan belum adanya sinyal kuat dari DPP parpol tentang arah dukungan pada Pilwali Surabaya nanti.
“Bahkan dari PDI-P sendiri pun sejauh ini juga belum ada sinyal kuat tersebut, meskipun Er-Ji sudah secara resmi mendaftar ke DPC PDIP Surabaya sebagai paslon untuk Pilwali Surabaya 2024,” bebernya.
BACA JUGA:Usai PDI-P, Eri-Armuji Daftar Paslon Pilwali Surabaya ke PKB
“Melihat beberapa kondisi tersebut, saya kira terlalu prematur kalau mengambil kesimpulan akan terjadi paslon tunggal dalam Pilwali Surabaya,” sambungnya.
Ikhsan menjelaskan, posisi strategis Kota Surabaya baik secara politik maupun ekonomi sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia adalah magnet tersendiri yang tidak mungkin dilewatkan oleh parpol-parpol besar untuk ikut bersaing mendudukkan kadernya sebagai pemimpin di Kota Pahlawan.
Ikhsan pun yakin, akan ada kompetitor lain yang akan maju. Apalagi posisi PDI-P tidak terlalu kuat di dalam legislatif. Masih ada kemungkinan parpol lain yang akan ambil bagian pada pilwali mendatang.
“Kalau kita tilik konstelasi kekuatan politik di Surabaya yang tercermin pada komposisi kursi di DPRD Surabaya, di mana dominasi PDIP sudah tidak terlalu mutlak, maka kecil kemungkinan tidak ada poros tandingan yang akan mengusung calon penantang bagi Er-Ji. Yang artinya kecil pula kemungkinan akan terjadi calon tunggal,” pungkas Ikhsan. (bin)
Sumber: