Polda Jatim Siapkan Dua Rumah Sakit Bhayangkara Identifikasi Korban Tewas Tertimpa Musala Ponpes Al Khoziny
Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol M Kusnan Marzuki di lokasi Pondok Al Khoziny Sidoarjo--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Biddokes Polda Jatim menyiapkan Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Surabaya dan Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong guna proses identifikasi korban tewas di ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
Kabiddokkes Polda Jatim Kombespol M Kusnan Marzuki menyampaikan duka cita kepada korban meninggal dunia. Pihaknya meminta tolong kepada keluarga korban yang sampai saat ini belum ditemukan mohon untuk datang ke pos ante mortem untuk melapor membawa data-data yang ada dari sebelum korban meninggal.
BACA JUGA:Polres Pelabuhan Tanjung Perak Takziah ke Rumah Dua Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny

Mini Kidi--
Data-data tersebut seperti foto, KTP dan data sidik jari pada ijazah. "Kemudian kami menyiapkan untuk (identifikasi) mudah-mudahan enggak banyak (korban meninggal dunia)," kata Khusnan, ditemui di lokasi kejadian, Kamis, 2 Oktober 2025.
"Seandainya banyak selain di Rumah Sakit Siti Hajar Sidoarjo saya juga menyiapkan Rumah Sakit Bhayangkara Polri yang ada di Surabaya di sana ada pendinginnya sudah biasa menangani korban seperti korban Air Asia dulu," ia menambahkan.
BACA JUGA:59 Santri Ponpes Al Khoziny Hilang, Pencarian Libatkan Alat Berat Hingga Waktu Tak Ditentukan
Kemudian, lanjut Kusnan, selain di RS Bhayangkara Surabaya bila seandainya banyak korban meninggal dunia di Rumah Sakit Polri di Porong Sidoarjo juga disiapkan.
"Sudah kami perintahkan untuk siap semuanya dan tim sudah kami bentuk tim kemarin itu banyak sekali saya bentuk tim. Tiap fase itu dua tim jadi total ada 4 kalau yang kemarin. Ini bisa bertambah lagi ada 8. Satu tim minimal 4 orang," terang dia.
Kusnan menjelaskan hingga kini sudah ada 63 warga yang melapor ke posko ante mortem. "Nanti kan selalu berkembang datanya mudah-mudahan tidak sebanyak itu kita berdoa ada sedikit (korban meninggal dunia) dan bisa tertolong selamat," harap dia.
Dia menuturkan untuk tahapan identifikasi jenazah Tim DVI menggunakan metode primer. Yaitu mencocokkan foto gigi dan sidik jari yang merupakan data primer. "Gigi salah satu identifikasi primer kemudian kedua identifikasi itu bisa dengan sidik jari itu termasuk data primer," tandas Kusnan.
"Jadi kalau itu tidak ada, kita bisa menggunakan data sekunder data sekunder minimal dua properti yang ada yang dipakai dan yang tahu keluarganya. Oh ini ciri-ciri seumpama ada tahi lalat di muka atau di mana. Entah itu ada cincin, tanda lahir di tempat manapun itu boleh itu bisa dilaporkan," tutup dia.(fdn)
Sumber:



