Aksi Demo Rakyat Tuntut Keadilan Sosial, Problem Klasik Setiap Era Pemerintahan Republik Indonesia
--
4. Demonstrasi rakyat kerap dibalas dengan kekerasan, seperti peristiwa Malari (1974) dan penembakan mahasiswa (1998).
Akhirnya, krisis ekonomi 1997-1998 mempercepat runtuhnya rezim ini akibat gelombang demonstrasi besar-besaran.
3. Era Reformasi (1998-sekarang)
Reformasi membawa semangat baru: keterbukaan politik, multipartai, desentralisasi, dan kebebasan pers. Tuntutan utama adalah penghapusan KKN, supremasi hukum, dan demokratisasi.
Namun, perjalanan Reformasi menunjukkan paradoks. Oligarki politik-ekonomi justru bertransformasi ke dalam sistem demokrasi. Partai politik yang seharusnya menjadi corong aspirasi rakyat lebih banyak berfungsi sebagai instrumen perebutan kekuasaan dan sumber rente ekonomi.
Banyak undang-undang kontroversial lahir yang dinilai lebih berpihak pada kepentingan elite, seperti regulasi investasi, pertambangan, hingga revisi UU KPK. Demonstrasi mahasiswa dan masyarakat tetap berlangsung, menandakan adanya ketidakpuasan terhadap arah Reformasi.
Karakteristik Utama Era Reformasi
1. Transisi Demokrasi:Indonesia beralih dari sistem otoriter Orde Baru menuju demokrasi yang lebih terbuka dan partisipatif, dengan peningkatan kebebasan sipil dan politik.
2. Pluralisme Politik:Munculnya banyak partai politik baru dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses politik, yang sebelumnya ditekan.
3. Kebebasan Pers dan Berpendapat:Terjadi peningkatan yang signifikan dalam kebebasan berbicara, yang berbeda drastis dengan sensor yang meluas di bawah Orde Baru.
4. Desentralisasi dan Otonomi Daerah:Amandemen UUD 1945 dan undang-undang terkait memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah.
5. Amandemen Konstitusi:Empat kali perubahan UUD 1945 antara tahun 1999 hingga 2002 secara mendasar mengubah sistem ketatanegaraan.
Sumber:



