Lintas Agama Satu Meja, Masjid di Surabaya Hidangkan Buka Puasa dan Sahur Gratis
Pengurus masjid Pemuda Konsulat menyediakan takjil buka puasa dan sahur di bulan Suci Ramadan.-Oskario Udayana-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Ramadan di Surabaya terasa lebih hangat berkat Masjid Pemuda Konsulat di Jalan Kali Kepiting, Surabaya. Masjid ini tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga dapur berbagi yang menyediakan hidangan buka puasa dan sahur gratis bagi siapa saja, tanpa memandang agama.
BACA JUGA:Masjid Al Muhajirin Ramaikan Ramadan dengan Gandrung Selawat dan Takjil Gratis
Setiap harinya, lebih dari 300 porsi makanan disiapkan, menciptakan pemandangan unik. warga muslim dan non-muslim berbaur dalam antrean panjang, menunggu waktu berbuka dan sahur.

--
Sejak sore hari, pengurus masjid terlihat sibuk mempersiapkan aneka menu. Beras, sayuran, hingga minuman kemasan disumbangkan para donatur, kemudian diolah menjadi hidangan lezat dan bergizi.
"Menu kami bervariasi setiap hari. Kami berusaha menyediakan makanan yang sehat dan bergizi, sesuai prinsip 4 sehat 5 sempurna.Di hari Jumat, jumlah porsi bisa mencapai dua kali lipat, karena animo masyarakat yang sangat tinggi," kata Muhammad Mufrih Rizqullah, pengurus Masjid Pemuda Konsulat.
BACA JUGA:Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya Luncurkan Program Sparkling Ramadhan 999
Saat azan Magrib berkumandang, takjil dan air mineral siap disajikan untuk membatalkan puasa. Usai salat berjemaah, warga pun antusias mengambil makanan prasmanan yang telah disiapkan. Kebaikan ini tak hanya dirasakan warga sekitar, tetapi juga mereka yang datang dari luar kawasan Kali Kepiting.
Salah satunya Rio, mahasiswa asal Pasuruan, merasa sangat terbantu dengan adanya program ini.
"Sejak puasa pertama, saya selalu ikut buka puasa dan sahur gratis di sini. Ini sangat menghemat pengeluaran saya selama Ramadan," katanya sambil mengenakan baju koko abu-abu.
Kedermawanan Masjid Pemuda Konsulat tak berhenti di situ. Masjid ini juga membuka pintu bagi para musafir yang membutuhkan tempat beristirahat.
Muhammad Fikri, musafir asal Banten yang baru menyelesaikan kursus Bahasa Arab di Surabaya, mengaku memilih bermalam di masjid ini.
"Selain pengurusnya ramah, ada banyak fasilitas yang diberikan, termasuk makan dan sahur gratis," tuturnya sambil tersenyum.
Meskipun tempat menginap terbatas, Masjid Pemuda Konsulat tetap menerima para musafir dengan syarat maksimal menginap tiga hari agar kesempatan terbuka bagi yang lain. (rio)
Sumber:



