Nihil Kerusuhan, Demo Skala Besar di Kota Bangkalan Berjalan Kondusif
Suasana aksi demo mahasiswa di halaman Gedung DPRD Bangkalan di Jalan Halim Perdana Kusuma.--
Di tengah alur dialog, juga disusuli insiden kecil lainnya. Komunitas mahasiswa dari HMI dan GMNI, serentak tiba-tiba memisahkan diri dan keluar dari forum dialog. Ada nuasa terjadi ketidak sepahaman terkait item aspirasi tuntutan yang seharusnya disampaikan.
“ Aawalnya, sesuai kesepakatan rapat, ada 3 tuntutan yang akan kami suarakan. Tetapi kok berkembang ada 5 tutuntan tanpa adanya koordinasi. Itu yang membuat kami pilih keluar dan memisahkan diri,” kata Fawaz, Ketua GMNI Bangkalan.
BACA JUGA:Ratusan Personel Gabungan Dikerahkan, Kabar Aksi Demo Ponorogo Tidak Terbukti
Ungkapan senada juga dikatakan Krisna, Ketua HMI. “ Kami juga pilih keluar karena ada miskomunikasi,” jelas Krisna. Selanjutnya, gabungan mahasiswa GMNI dan HMI, meneruskan aksi demo mereka dengan berorasi di sekitar simpang tiga Jalan Soekarno-Hatta dan Halim Perdana Kusuma.
Tepatnya di sekitar pos lalu-lintas di simpang tiga Jalan Halim Perdana Kusuma dan Jalan Soekarno-Hatta. Lokasinya tak jauh dari Mapolres Bangkalan Gemuruh orasi mahasiswa Juga berlangsung tertib. Tak ada bumbu kericuhan dan tindakan anarkis apapun.
Realita positif ini membuat aparat keamanan gabungan Polres,TNI AD dari Kodim 0829 dan TNI-AL dari Lanal Batuporon, tak sampai berjibaku kerja keras melakukan langkah pengamanan. Tidak ada senburan air dari mobil rantis water kanon. Tidak pula ada tembakan dan kepulan asap gas air mata.
Mereka hanya berjaga ketat di sekitar area Gedung DPRD di Jalan Halim Perdana Kusuma, serta di sekitar Mapolres Bangkalan dan Kantor Pemkab di Jalan Sokarno-Hatta. Meski begitu aparat keamanan tetap konsen siaga.
BACA JUGA:Pengamat Politik: Demo Anarkis Ditunggangi Invisible Hand, Bukan Lagi Ekspresi Demokrasi
Aksi demo akhirnya tuntas tanpa meninggakanl jejak kericuhan, aksi anarkis perusakan dan pembakaran fasilitas umum dan faslitas gedung pemerintahakan. Apa lagi aksi penjarahan seperti di Ibu Kota Jakarta.
Sikon positif itu terjadi karena tidak ada penumpang gelap massa dari luar daerah yang menyusup untuk tebar provokasi yang bisa memantik terjadinya kerusunan sosial. Gelar aksi demo paduan mahasiswa HMI, GMNI, PMI dan komunitas mahasiswa lainnya, benar-benar bergulir santun dan penuh adab.
Meski begitu, sebalum aksi digelar, situasi situasi seantero kota nampak sepi dari aktifitas. Deretan toko perhiasan disepanjang Jalan Panglima Sudirman sebagian besar pilih tutup sehari suntuk.
BACA JUGA:Imbas Demo Ricuh, PN Surabaya Pindahkan Sidang Pidana ke Online
Begitu pula, deretan mini market, toko swalayan, restoran dan café yang berderet panjang di Jalan KH Moh Kholil, pilih keputusan senada. Penampangan serupa juga terjadi di spanjang Jalan Trunojoyo, Jalan Mayjen Sungkono, Jalan A Yani, Jalan KH Hasyim Asyari dan Jalan KRE Martadinata yang keasehariannya menjadi pusat perbelajaan.
Tak terkecuali, semua lembaga pendidikan mulai dari tingkat SD, MI,SMP,MTs, SMA,SMK dan MI, juga pilih menerapkan proses pemberalajaran secara daring. Mereka kompak tidak mengembangkan proses KBM (kegiatan belaja mengajar) dalam kelas.
Sikon ini logis terjadi. Sebab dua hari sebelum aksi, rencana demo tidak hanya akan digelar di gedung DPRD, tetapi juga di Kantor Pemkab dan Mapolres Bangkalan. Namun relisasinya, aksi demo hanya disentralisir di Gedung DPRD.
Sumber:



