Petani Cabai di Madiun Merugi Akibat Serangan Lalat Buah
Sri Weni menunjukkan cabai yang membusuk di ladangnya. -difa/juremi-
MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Para petani cabai di Kabupaten Madiun sedang dilanda kecemasan menghadapi musim kemarau tahun ini yang diprediksi akan menjadi kemarau basah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Mini Kidi--
Cuaca yang tidak menentu menyebabkan tanaman cabai mudah membusuk, seperti yang dialami petani cabai keriting di Desa Sidorejo, Kecamatan Kebonsari.
BACA JUGA:Jelang Ramadan, Harga Cabai Rawit di Madiun Makin Pedas
Sri Weni, petani cabai setempat, mengungkapkan bahwa tanamannya mulai diserang lalat buah, mengakibatkan cabai membusuk dan rontok sebelum dapat dipanen.
BACA JUGA:Pedagang Pasar Pagotan Keluhkan Cabai Tembus Rp 60 Ribu
Akibatnya, ia mengalami kerugian signifikan. Turunnya hujan secara tiba-tiba mempercepat proses pembusukan, membuat cabai yang rusak parah tidak layak jual dan dibiarkan rontok begitu saja.
Meski demikian, Sri Weni tidak tinggal diam. Berbagai upaya telah dilakukannya, mulai dari menyemprotkan insektisida hingga memasang jebakan botol berisi lem untuk mengurangi populasi lalat buah.
BACA JUGA:Danrem 081/DSJ Panen Cabai bareng Wali Kota Madiun
Meskipun cuaca alam tidak dapat diprediksi, upaya tersebut sedikit mengurangi jumlah lalat. Sementara itu, harga cabai di tingkat petani menuju pengepul cukup bagus, dengan cabai rawit seharga Rp25.000 per kilogram dan cabai keriting Rp30.000 per kilogram. (dif/jur)
Sumber:



