umrah expo

Musim Kemarau di Madiun Diguyur Hujan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Musim Kemarau di Madiun Diguyur Hujan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Cuaca tak menentu menyelimuti sebagian wilayah Kabupaten Madiun di bulan Agustus yang merupakan puncak musim kemarau tahun ini.-Juremi-

MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Meskipun seharusnya berada di puncak musim kemarau, sejumlah wilayah di Jatim, termasuk Kabupaten Madiun, masih terus diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir. 

BACA JUGA:Madiun Masuki Musim Kemarau, Masyarakat Diimbau Waspada Karhutla dan Kekeringan

Fenomena cuaca yang tidak biasa ini dipicu oleh kombinasi faktor atmosfer global, regional, dan lokal.


Mini Kidi--

Kepala Kelompok Operasi (Kapoksi) Stasiun Geofisika BMKG Nganjuk, Tekad Sumardi, menjelaskan bahwa hujan di musim kemarau ini disebabkan oleh beberapa fenomena. 

Salah satunya adalah indeks Dipole Mode negatif dan aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) yang masuk ke fase aktif di Indonesia. Kedua faktor ini meningkatkan pasokan uap air dari Samudra Hindia.

Selain itu, gelombang atmosfer seperti Kelvin dan Rossby, serta sirkulasi siklonik di sekitar Indonesia, juga turut memperkuat pembentukan awan hujan.

BACA JUGA:Sambut Musim Giling, PG Rejo Agung Baru Adakan Khitanan Massal Gratis

Meski demikian, Tekad menegaskan bahwa tidak ada perubahan pada prediksi awal musim hujan. 

"Musim penghujan tetap akan datang pada Oktober. Fenomena hujan di kemarau ini adalah ciri khas kemarau basah," ujarnya pada Jumat 22 Agustus 2025.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada, terutama terhadap potensi angin kencang. Menurut Tekad, risiko angin kencang lebih besar daripada potensi banjir atau longsor.

BACA JUGA:Musim Kemarau, DKPP Kota Madiun Pasang 120 Sumur Sibel untuk Lahan Pertanian

"Diharapkan masyarakat tetap waspada, khususnya di daerah dataran luas yang rawan terjadi angin kencang," pungkasnya. (dif/jur)

Sumber: