Dorong Perbaikan Kualitas MBG, Ketua DPRD Jombang: Vendor SPPG Bisa Diputus Kontrak
Ketua DPRD Jombang, Hadi Atmaji.--
JOMBANG, MEMORANDUM.CO.ID - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan. Kali ini, Ketua DPRD Jombang, Hadi Atmaji, angkat bicara terkait keluhan distribusi MBG di SMPN 1 Jombang.
Menurut Hadi, masalah pengiriman dan kualitas gizi yang berulang seharusnya tidak terjadi. Pasalnya, semua ketentuan teknis sudah tertuang jelas dalam kontrak kerja sama antara pemerintah daerah dengan penyedia jasa atau vendor SPPG.
BACA JUGA:Soroti Proyek Revitalisasi SD-SMP, Komisi C DPRD Jombang ?Dorong Transparansi dan Profesionalisme

Mini Kidi--
“Seharusnya di kontrak sudah jelas aturan-aturannya, mulai dari segi gizi hingga jadwal pengiriman. Kalau masalah terus terjadi, tentu vendor SPPG harus dievaluasi. Bahkan, kalau tidak ada perbaikan, kontraknya bisa diputus,” tegas Hadi Atmaji.
Ia menekankan, program MBG bukan sekadar formalitas. Tujuannya untuk menunjang kesehatan serta perkembangan peserta didik baru. Karena itu, makanan yang diberikan harus bergizi, memenuhi standar, dan tidak boleh asal-asalan.
BACA JUGA:Siswa Terima Nasi Basi dan Buah Busuk, DPRD Jombang Dorong Evaluasi MBG
DPRD Jombang memiliki komitmen untuk terus mengawasi jalannya program ini. Apabila ditemukan vendor yang tidak profesional, pihaknya meminta pemerintah daerah tidak ragu mengambil langkah tegas, termasuk pemutusan kontrak.
“Jangan sampai siswa menjadi korban karena kelalaian penyedia. Program ini harus benar-benar bermanfaat, bukan justru menimbulkan masalah,” tambahnya.
Dengan peringatan ini, DPRD berharap semua vendor MBG meningkatkan kinerjanya, agar program unggulan tersebut dapat berjalan sesuai harapan. "Tentunya benar-benar dirasakan manfaatnya oleh para peserta didik di Kabupaten Jombang," pungkasnya.
BACA JUGA:Heboh Kenaikan Tunjangan, DPRD Jombang Pastikan Ada Ruang Diskusi
Seperti diberitakan sebelumnya, Pelaksaaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 1 Jombang kacau. Selain ditemukan makanan tak layak konsumsi, distribusi makanan juga karut-marut. Distribusi molor berjam-jam, hingga ratusan siswa tak kebagian jatah makan. Pihak sekolah menyoroti kesiapan SPPG.
”Jadwal awal kami pengiriman kedua setelah TK, estimasi sekitar jam 09.00 WIB, tapi bisa dilihat sendiri, sekarang sudah jam 11.00 belum datang,” ungkap Kepala SMPN 1 Jombang, Rudy Priyo Utomo, sembari beberapa kali melakukan pengecekan di lorong sekolah tempat MBG didrop, Senin 8 September 2025.
Keterlambatan pengiriman MBG merepotkan sekolah. Sebab, distribusi MBG kepada 993 siswa melibatkan tenaga dari sekolah. Ada guru dan siswa yang piket setiap hari untuk mendistribusikan MBG. Setiap pukul 09.00 WIB guru sudah siap menata meja, untuk distribusi MBG.
Sumber:



