Unej, BP Taskin dan Pemkab Jember Bersinergi: Jadikan Kopi sebagai Instrumen Strategis Pengentasan Kemiskinan
Bupati Jember, Muhammad Fawait dan Wakil Kepala BP Taskin, Iwan Sumule, saat mengunjungi stand dan mencoba kopi olahan dari Sekolah Raisa.--
Yuli menekankan bahwa kopi menjadi instrumen pengentasan kemiskinan hanya jika nilai tambahnya kembali ke desa. Ia mencontohkan pendampingan UNEJ yang berhasil menaikkan robusta rakyat di Sidomulyo ke kategori fine-robusta dan pengembangan Sekolah kopi RAISA.
“Kopi bukan sekadar komoditas, tetapi jalan keluar dari kemiskinan ketika petani diberi akses pada pengetahuan, teknologi, dan kelembagaan yang berpihak,” pungkas Prof. Yuli.
BACA JUGA:Pemkab Situbondo dan LP2M Unej Tanam 500 Mangrove Kembangkan Ekowisata Landangan
Menanggapi tantangan ini, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi UNEJ, Prof. Drs. Bambang Kuswandi, M.Sc., Ph.D., menegaskan bahwa penguatan agroindustri berkelanjutan menjadi fondasi utama kebijakan kampus.
“Visi Universitas Jember jelas; membangun pertanian industrial yang berkelanjutan. Kami melakukan banyak riset dan pendampingan, dari koperasi petani di Sidomulyo hingga pengembangan Sekolah Kopi Raisa,” ujar Prof. Bambang.
Ia menekankan pentingnya sinergi untuk memastikan petani tidak hanya menjadi buruh, tetapi mampu mengelola kopinya sendiri sehingga memperoleh harga yang kompetitif. “Intinya, kami ingin kampus ini bukan hanya unggul secara akademik, tapi benar-benar menjadi kampus yang berdampak bagi petani dan masyarakat,” tutupnya. (edy)
Sumber:



