umrah expo

DPRD Jatim Harap Ada Solusi untuk Warga Sumberanyar dan TNI Terkait Pembangunan Batalyon 15 Pasuruan

DPRD Jatim Harap Ada Solusi untuk Warga Sumberanyar dan TNI Terkait Pembangunan Batalyon 15 Pasuruan

DPRD Jatim Harap Ada Solusi untuk Warga Sumberanyar dan TNI Terkait Pembangunan Batalyon 15 Pasuruan--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Anggota DPRD Jawa Timur, Multazamudz Dzikri, berharap rencana pembangunan Batalyon 15 TNI AL di Desa Sumberanyar, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, diharapkan ada solusi terbaik. Karena itu, politisi PKB ini, ada jalan keluar atas penolakan warga setempat.

Politisi PKB ini menegaskan bahwa dirinya mendukung penuh penguatan dan pengembangan TNI sebagai garda terdepan pertahanan negara. Namun, ia berharap bahwa setiap pembangunan semestinya tetap memperhatikan aspirasi masyarakat agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

“Kekhawatiran warga terkait lokasi pembangunan batalyon yang dinilai terlalu dekat dengan permukiman selayaknya menjadi pertimbangan,” katanya, Sabtu 15 November 2025.

BACA JUGA:Peneror Bondet Warga Pasuruan Ternyata DPO Enam Kasus


Mini Kidi--

Multazam berharap Gubernur Jawa Timur dapat turun tangan memediasi persoalan ini dengan mengintensifkan komunikasi serta menggelar kajian mendalam bersama TNI AL untuk menemukan solusi terbaik. “Ini kalau dibiarkan akan menjadi konflik yang berkepanjangan. Gubernur harus segera ambil langkah taktis atas persoalan ini,” tuturnya.

Sebagai bagian dari komitmennya, Multazam menyebut akan segera berkoordinasi dengan DPR RI yang bermitra dengan TNI dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) guna mencari titik temu atas permasalahan yang dihadapi warga Sumberanyar. "Saya akan segera berkomunikasi dengan DPR RI yang menjadi mitra TNI dan BPN untuk mencari solusi atas permasalahan ini," harapnya.

BACA JUGA:Wujud Kepedulian di Hari Bakti, Lapas Jember Gelar Donor Darah dan Santuni Panti Asuhan

Menurut Multazam, sejumlah pengalaman dan kejadian masa lalu membuat warga merasa was-was terhadap rencana tersebut. “Warga memiliki trauma atas beberapa kejadian yang pernah dialami. Saya berharap memahami kondisi ini dan meninjau ulang rencana pembangunan batalyon yang berdekatan dengan pemukiman,” ujarnya.

Ia menambahkan, TNI dan masyarakat sejatinya adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Karena itu, pembangunan fasilitas pertahanan idealnya tetap menjaga kenyamanan bersama dan tidak mengganggu aktivitas warga maupun institusi TNI. “Kita ingin semuanya sejalan dalam mengisi kemerdekaan ini. Bersama rakyat, Insya Allah TNI kuat,” imbuhnya. (day)

Sumber: