SFF Ajang Kreativitas dan UMKM yang Butuh Keramaian
Catatan Redaksi Eko Yudiono.--
SURABAYA Fashion Festival (SFF) 2025 yang digelar oleh SKH Memorandum, memorandum.co.id dan berkolaborasi dengan Pemkot ditutup Minggu malam.
Selama tiga hari, warga Surabaya disuguhi berbagai macam aksi. Mulai dari lomba tari tradisional, mewarnai, Tarik suara, penampilan marching band, music DJ hingga acara puncak parade street fashion.
Menarik! Sebab, ajang ini jadi pembuktian kreativitas warga kota. Rancangan design kostum yang ditampilkan luar biasa. Etnik dipadukan dengan modern menjadi daya Tarik. Hasilnya spektakuler.
Seperti yang dilakukan Andrean Azhari, pemuda asal Malang, berhasil meraih gelar Best Costume perorangan berkat kostum Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali yang memukau.
Ada juga SMK YPM 2 yang juara Best Costume. Kostum dengan tema Cendrawasih asal Lamongan yang juara di perorang juga menawan.
BACA JUGA:Kumairah, Sang Bintang Muda Surabaya Lestarikan Budaya Lewat Runway SFF 2025

Mini Kidi--
Nah, para juara yang didominasi rancangan anak muda jadi sisi positif lainnya. Bahwa anak muda bukan hanya bisa hura-hura tapi juga penuh kreativitas.
Lebih luas lagi, saya yakin event seperti ini bisa berkembang lagi. Semakin besar dan menarik minat peserta. Juga penonton tentunya.
Tidak hanya dari Surabaya dan Jawa Timur. Namun seluruh Indonesia. Syaratnya, konsisten.
Tentu kita ingin Surabaya juga punya agenda rutin dalam gelaran street fashion. Jauh sebelumnya kita familiar dengan Jember Fashion Carnaval (JFC).
Jika di JFC sudah lebih tertata dan terdiri dari berbagai kategori itu maklum. Mengapa? Karena sudahada sejak 22 tahun lalu tepatnya pada 1 Januari 2003.
Nah, Surabaya melalui kolaborasi Pemkot dan Memorandum mencoba menggelar acara serupa. Meski belum sempurna, namun SFF bisa dijadikan momentum.
Goal-nya adalah semakin banyak peserta di tahun selanjutnya. Tentu saja dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kota saya yakin SFF selanjutnya makin semarak.
Dengan tidak mengecilkan pendukung acara seperti UMKM, tentu mereka juga butuh keramaian agar tetap menjadi salah satu penggerak ekonomi kota.
Sumber:



