Dianggap Membawa Perasaan Tenang, Benarkah Merokok Bisa Menghilangkan Stress?

Kamis 25-04-2024,06:06 WIB
Reporter : Bayu Sadewa Mulyantara
Editor : Agus Supriyadi

MEMORANDUM - Tak sedikit orang yang meyakini bahwa merokok akan membawa ketenangan ketika mulai menghisapnya, maka dari itu rokok diyakini dapat menghilangkan stress hingga dapat menenangkan pikiran menjadi lebih baik.

Hal itu terjadi karena kandungan nikotin dari rokok yang cepat masuk kedalam otak, pada awalnya nikotin tersebut aka meningkatkan suasana hati dan konsentrasi, lalu dapat mengurangi kemarahan dan stress hingga melemaskan otot dan mengurangi nafsu makan.

Namun pada kenyataanya efek semacam itu hanya berlangsung sementara hingga seseorang tersebut akan terjebak dalam pola yang sama untuk terus kembali menghisap rokok.

Jadi anggapan bahwa merokok dapat menghilangkan stress tidak sepenuhnya benar, karena merokok dapat meningkatkan kecemasan dan ketegangan bagi seseorang.

Lantas yang membuat perokok merasakan ketenangan adalah karena nikotin menciptakan relaksasi yang begitu cepat, hingga membuat seorang perokok merasa bahwa nikotin dapat mengurangi stress dan kecemasan.

Padahal efek relaksasi ini hanya berlangsung sementara, karena setelahnya akan timbul gejala penarikan nikotin yang membuat keinginan untuk merokok meningkat.

BACA JUGA:Bahaya Merokok Ketika Berkendara: Ancaman Nyata di Jalanan

BACA JUGA:5 Cara Ampuh Menghentikan Kebiasaan Merokok Demi Hidup Sehat

Jadi merokok hanya mengurangi gejala penarikan nikotin, dan tidak mengurangi kecemasan atau stress, karena penggunaan nikotin akan menimbulkan perubahan pada otak yang menyebankan kenginan atau gejala penarikan ketika pasokan nikotin berkurang.

Penelitian juga menyebutkan bahwa orang yang terkena depresi dua kali lebih mungkin untuk merokok dibandingkan dengan orang yang tidak depresi, namun masih belum jelas karena orang merokok sebelum adanya tanda depresi, jadi apakah merokok dapat menyebabkan depresi atau depresi mendorong orang untuk merokok.

Hal yang memicu orang depresi untuk mempunyai keinginan lebih untuk merokok adalah, karena nikotin merangsang pelepasan zat dopamin pada otak, zat dopamin terlibat dalam memicu perasaan positif.

Pada orang yang sedang mengalami depresi, kandungan dopamin pada otaknya cenderung rendah, alhasil saat seseorang akan mempunyai keinginan untuk merokok karena untuk meningkatkan dopamin yanh akan menambah perasaan positif walaupun Cuma sementara.

Namun hal itu sebenarnya tidak baik, karena merokok justru mendorong otak untuk mematikan mekanisme pembuatan dopamin secara sehingga dalam jangka panjang pasokan dopamin akan terus berkurang, hingga pada kondisi tersebut akan membuat orang untuk terus merokok lebih banyak. (mg18)

Kategori :