Curiga Bukan Anaknya, Ayah di Surabaya Banting Bayi Usia 6 Hari

Minggu 21-04-2024,17:59 WIB
Reporter : Eko Yudiono
Editor : Eko Yudiono

SURABAYA, MEMORANDUM-Sebuah tragedi memilukan terjadi di Surabaya, di mana seorang ayah berinisial R (29) tega menganiaya dan membanting E bayinya yang baru berusia 6 hari. 

Kasus ini dilaporkan ke Polda Jatim pada 17 April 2024 lalu. R diamankan keesokan harinya pada 18 April 2024. Peristiwa nahas ini diduga didasari kecurigaan terduga pelaku bahwa E bukan anak kandungnya. 

BACA JUGA:Meliuk-liuk, Messi Cetak 2 Gol Penonton Joget-Joget

Kepala DP3A-PPKB Surabaya Ida Widayati menceritakan, R kerap menuduh istrinya, N (27), tidak mengandung anak kandungnya, meskipun E merupakan anak kedua mereka.

BACA JUGA:Manchester United Vs Coventry: Semifinal FA Cup Malam Ini

"Pada kejadian itu dituduh bukan anaknya. Sudah sering, sejak hamil tujuh bulan dicurigai sama suaminya," kata Ida saat dihubungi wartawan, Minggu (21/4/2024). 

BACA JUGA:Ternyata Messi Sudah Mencetak 147 Gol Spektakuler Sepanjang Karir

Pada puncaknya, R menuduh istrinya lagi dan emosinya tidak terkendali. Bocah mungil ini pun menjadi pelampiasan kemarahan R, dipukul dan dibanting di alat tidur pelak plastik. Meski tidak mengalami luka serius, tubuh mungil E mengalami memar-memar akibat perbuatan ayahnya.

"Bayinya usia enam hari. Ditempelengi, lalu dibanting. Sampai memar-memar," ujarnya. 

Setelah kejadian, E dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan. Untungnya, E tidak mengalami luka serius dan tidak perlu dirawat inap.

Kasus ini dilaporkan ke Polda Jatim pada 17 April 2024 lalu. R ditangkap pada 18 April 2024 setelah visum medis dan psikiatri.

"Sudah ditangkap suaminya. Ditangkapnya Kamis (18/4) setelah visum medis, psikiatri, lalu ditangkap" jelasnya.

Ida menyampaikan bahwa DP3A Surabaya terus memberikan pendampingan kepada N dan E, termasuk bantuan psikolog dan shelter perlindungan anak dan perempuan.

"Alhandulillah kondisi bayinya sudah membaik. E mendapatkan bantuan dari DP3A dengan susu formula karena ASI dari ibunya kurang maksimal, serta keduanya dibantu durawat di shelter perlindungan anak dan perempuan, " paparnya. 

Ternyata, KDRT ini bukan pertama kalinya dilakukan oleh R. Anak pertama N dan R yang berusia 1,5 tahun dan N sendiri juga menjadi korban kekerasan sejak awal pernikahan mereka.

Kategori :