MEMORANDUM - Jauh di dalam legenda dan cerita rakyat, sosok harimau putih sering digambarkan sebagai makhluk magis, penjaga hutan, atau bahkan jelmaan dewa. Namun, di balik mitos yang menyelimuti mereka, ada fakta ilmiah yang menarik tentang keberadaan harimau putih.
BACA JUGA:Arti Mimpi Dikejar Harimau Menurut Pandangan Islam dan Secara Umum
Bukan Hewan Gaib, Melainkan Hasil Mutasi Genetik
Berbeda dengan penggambaran yang fantastis, keberadaan harimau putih bukanlah hal supranatural. Warna bulu putih mereka yang mencolok sebenarnya disebabkan oleh kondisi genetik langka yang disebut leucism [diucapkan: loo-sizm].
Leucism berbeda dengan albinisme. Pada albinisme, hewan kekurangan melanin di seluruh tubuhnya, sehingga tidak hanya bulu yang putih, tetapi juga mata dan kulit. Sedangkan leucism hanya mempengaruhi melanin pada pigmen melanin pheomelanin, yang menghasilkan warna kuning atau merah pada bulu. Akibatnya, bulu harimau putih kehilangan warna kuning-oranye khas harimau dan menjadi putih, sementara mata mereka tetap berwarna normal, biasanya biru atau hijau.
BACA JUGA:Heboh Video Harimau di Sendang Tulungagung, Perhutani dan BKSDA Sebut Hoax
Penampakan Langka di Alam Liar
Kemunculan harimau putih di alam liar sangat jarang terjadi. Leucism merupakan kondisi resesif, artinya membutuhkan gen resesif dari kedua orang tua untuk memunculkan warna putih. Kemungkinan seekor anak harimau lahir putih hanya 25% jika kedua orang tuanya membawa gen resesif tersebut.
Habitat asli harimau putih adalah hutan lebat di India, terutama di wilayah Bengal. Meski begitu, penampakan harimau putih juga pernah dilaporkan di beberapa negara lain, seperti Tiongkok dan Asia Tenggara.
BACA JUGA:Viral Video Harimau Berkeliaran di Hutan Solokuro, Ini Kata Polisi
Dari Legenda Menjadi Eksploitasi
Meskipun langka di alam liar, harimau putih sering dibiakkan di penangkaran. Hal ini bermula dari ketertarikan manusia terhadap keindahan dan keunikan warna bulu mereka. Namun, praktik ini menuai kritik karena seringkali mengabaikan kesejahteraan satwa. Harimau putih di penangkaran kerap mengalami kawin sedarah untuk mempertahankan warna bulu. Akibatnya, mereka rentan terhadap berbagai masalah kesehatan genetik.
Menghargai Harimau Putih dengan Pelestarian dan Edukasi
Penting untuk menghargai keberadaan harimau putih dengan cara yang tepat. Edukasi masyarakat tentang status langka mereka dan dampak negatif penangkaran yang tidak beretika menjadi langkah penting. Upaya pelestarian harus difokuskan pada melindungi populasi harimau liar, termasuk habitat mereka.
BACA JUGA:Mitos dan Legenda di Balik Senja, Menelusuri Cerita Rakyat dan Kearifan Lokal
Simbol Keunikan Alam
Harimau putih, dengan keindahan dan kelangkaannya, adalah pengingat akan keajaiban keanekaragaman hayati. Dengan memahami fakta di balik mitos, kita bisa lebih menghargai satwa langka ini dan mengambil peran aktif dalam melindungi mereka. (*)