SURABAYA, MEMORANDUM-Rio Ananda (22), korban gangster di Jalan Balas Klumprik Gang PDAM keadaanya sudah membaik dan kini masih dalam pemulihan pada luka di kepalanya.
Luka itu didapat setelah disabet senjata tajam (sajam) jenis parang oleh sekelompok pemuda pada Jumat (23/2) sekitar pukul 03.30.
Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap para pelakunya yang diperkirakan berjumlah 12 orang. Semuanya sudah teridentifikasi.
BACA JUGA:Kapolrestabes Surabaya Kunjungi dan Beri Apresiasi Yayasan Majma'al Bahrain
Rio saat ditemui di rumahnya di Jalan Balas Klumprik Ngamarto, mengatakan menyerahkan semuanya proses hukum kasus yang dialaminya ke anggota Reskrim Polsek Wiyung.
BACA JUGA:Polrestabes Surabaya Terjunkan 2.294 Personel di Laga Persebaya vs PSS Sleman
Selain itu, korban dan teman-temannya sudah mengetahui terduga pelaku yang masih di bawah umur (pelajar) berinisial H, tinggal di Jalan Karangan Wiyung. Bahkan, ia juga mencegah teman-temannya untuk ngeluruk ke rumah terduga pelaku karena sudah ditangani polisi.
"Saya serahkan semuanya kepada polisi. Polisi sudah tahu terduga pelaku dan alamat rumahnya, tapi belum tertangkap," ungkap Rio kepada Memorandum, Kamis (29/2).
Lebih lanjut Rio mengaku, polisi sudah memburu ke rumahnya di daerah Karangan dan ke sekolahannya, tapi terduga pelaku sebagai admin Instagram kelompoknya itu kabur.
"Informasi yang saya tahu, polisi sudah ke rumah pelaku tapi tidak ada. Begitu juga ke sekolahnya, namun dia tidak masuk sekolah. Terduga pelaku ini admin group gangster," beber Rio yang sahari-hari bekerja di perusahaan bongkar muat di Sidoarjo.
Pasca kejadian pengeroyokan ini, gangster tidak berani melintas lagi di Balas Klumprik Gang PDAM. Dikarenakan selain dihadang warga, polisi juga sering patroli di daerah sini.
"Tapi, saya dapat informasi dari warga katanya kelompok gangster berjumlah lebih banyak lagi beberapa hari lalu, tapi lewat di gang sebelah. Sepertinya mau tawuran lagi dengan kelompok lain dengan gangster asal Gresik.
"Sebelumnya, memang beberapa hari lalu sebelum kejadian pernah anak-anak yang terlibat tawuran pada lari ke gang gang rumah warga. Jadi warga ini resah," jelas Rio.
Kemudian tawuran itu, diulangi lagi. Kebetulan usai pengajian di Masjid Ampel, Rio tidak langsung pulang tapi mampir dulu ke warung kopi milik temannya.
"Ketika hendak pulang jelang Subuh, diinformasi sama teman-teman kalau ada gangster mau lewat sini. Karena sebelumnya mereka sudah mondar-mandir sebanyak 3 kali," ungkapnya.