SURABAYA, MEMORANDUM - Teriknya matahari yang berada tepat di atas kepala sama sekali tak menghalangi Gito untuk mengais rezeki. Pria lanjut usia (lansia) ini tetap fokus dalam melayani warga yang ingin tambal atau sekadar pompa ban kendaraan di kiosnya, Jalan Mrutu Kalianyar Gang II, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir.
Usia pria yang karib disapa Pakde Gito ini sudah tak lagi muda. Tahun ini, ia menginjak angka 81 tahun. Sudah sangat sepuh. Kebanyakan orang akan menghabiskan waktu dengan beristirahat di rentang umur itu. Akan tetapi, Pakde Gito memilih untuk bekerja. Katanya, daripada menganggur lebih baik cari rezeki.
"Ya timbangane nggak lapo-lapo, ketimbang ganggur, mending tak belajar ngene, ternyata yo isok (Ya daripada tidak ada kegiatan, daripada nganggur, lebih baik belajar pompa dan tambal ban, ternyata ya bisa)," kata Pakde Gito sumringah, Rabu, 24 Januari 2024.
Keberadaan kios Pompa dan Tambal Ban Gito yang berdiri di perempatan Jalan Mrutu Kalianyar II dan Jalan Bulak Rukem 7 tersebut memang belum begitu lama. Kira-kira 2 tahunan. Pakde Gito yang memiliki siasat membuka jasa di bidang ini pun sempat mengalami kesulitan di awal-awal. Namun ia terus belajar dan kini mulai menguasai.
BACA JUGA:Tukang Tambal Ban Ditangkap Polisi, Curi Motor di 3 TKP di Darmo Indah Surabaya
"Saya termasuk baru dibanding tambal ban yang lain, tapi pas tak pelajari alhamdulillah yo isok," katanya dengan suara tegas namun pelan.
Sesekali Pakde Gito mengusap kepalanya. Menghilangkan keringat yang mulai bercucuran di dahi. Meski bertarung dengan matahari, namun raut wajahnya tak memperlihatkan rasa letih. Pakde Gito justru terpacu. Semangatnya seakan tak habis-habis.
"Demi nukokno cucu jajan, mas (demi membelikan cucu makanan ringan)," tandas pria kelahiran 1943 ini.
Jasa pompa ban di kios milik Pakde Gito dipatok Rp 2 ribu. Sedangkan untuk tambal ban sekitar Rp8-10 ribu. Tergantung besarnya lubang. Selain itu, ia juga melayani tambal ban tubles.
BACA JUGA:Bantu Pemudik, Polisi Patroli Tambal Ban Gratis di Jalan Raya Hutan Baluran Situbondo
"Sehari terkadang bisa Rp50 ribu lebih, tapi kalau sepi nggak sampai sak munu (segitu), ya dapatnya berapa yang penting disyukuri," tuturnya.
Beberapa anak muda di kampung tersebut pun sampai dibuat geleng-geleng kepala melihat semangat Pakde Gito. Pasalnya, ia merupakan sosok lansia yang telah berusia 81 tahun. Namun sehari-hari masih tetap semangat bekerja sebagai tukang pompa dan tambal ban.
"Dalam menghadapi hidup ini kita harus terus berpikir positif, mas. Jangan lemes. Tapi harus tetap semangat dan kerja keras. Karena selalu ada jalan bagi yang mau berusaha. Tidak ada yang tidak mungkin," pesan Pakde Gito siang itu. (bin)