Hadapi Puncak Musim Hujan, Khofifah Pastikan Mitigasi Bencana Hidrometeorologi Jatim Optimal
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca di Lanudal Juanda, Sidoarjo.-Rakhmat Hidayat-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan langkah mitigasi bencana hidrometeorologi di Jawa Timur berjalan optimal seiring memasuki puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada awal 2026.
Kepastian tersebut disampaikan Khofifah saat meninjau langsung pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Posko OMC Base Ops Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Sidoarjo, Minggu (21/12).

Mini Kidi--
Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan kesiapan teknis sekaligus memperkuat koordinasi lintas sektor dalam upaya menekan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, yang berpotensi meningkat selama musim hujan.
Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Timur telah dimulai sejak 5 Desember 2025. Hingga kini, telah dilaksanakan sebanyak 30 sortie selama 17 hari pelaksanaan OMC.
Program ini merupakan kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui BPBD Jatim bersama Lanudal Juanda, BMKG, serta PT Milan Pillery Bersatu sebagai operator modifikasi cuaca.
BACA JUGA:Ekonomi Tumbuh, Transportasi Terkoneksi: Dua Penghargaan Bergengsi Mendarat untuk Khofifah
“BMKG menyampaikan bahwa intensitas hujan di bulan Desember sekitar 20 persen. Puncak hujan diprediksi terjadi pada Januari dengan intensitas mencapai 58 persen, sementara Februari sekitar 22 persen,” ujar Khofifah.
BACA JUGA:Khofifah Resmikan Koridor Pertama Trans Jatim di Malang Raya: Murah, Aman, dan Berteknologi Tinggi
Menurutnya, modifikasi cuaca dilakukan sebagai langkah mitigasi untuk meminimalkan dampak hujan ekstrem yang berpotensi memicu bencana.
Sumber:

