SURABAYA, MEMORANDUM-Penyempitan saluran air dan sungai merupakan salah satu penyebab banjir yang cukup sering terjadi. Hal ini disebabkan oleh ulah masyarakat yang mendirikan bangunan di bibir sungai dan di atas saluran.
Seperti halnya yang terjadi di kawasan Dukuh Kupang Barat. Belum lama ini wilayah tersebut terendam banjir akibat cuaca ekstrem. Dimana banjir yang terjadi di kawasan Dukuh Kupang tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi.Tapi, ada rumah warga di kawasan ini yang letaknya berada di dalam cekungan dan bangunan menutupi saluran sehingga terjadi banjir.
"Memang kontur tanah di wilayah sini naik turun. Kalau di rumah saya ini memang dataran rendah. Apalagi banyak rumah dibangun di atas saluran. Sehingga drainase tidak dapat bekerja maksimal. Ketika hujan deras, pasti banjir, " kata Mamik Susana warga RT 02/RW 08 Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan.
BACA JUGA:Penanganan Genangan Air dan Banjir Jadi Program Prioritas di 2024, Total Anggaran 700 Miliar
Pantauan Memorandum, mayoritas rumah di kawasan ini bangunannya menutupi saluran dan saluran di kawasan ini sampai dibangun teras rumah oleh warga. Tapi rata rata paling banyak adalah mereka menutup saluran dengan bangunan permanen. Ironisnya, ketika terjadi banjir, masyarakat justru kerap menyalahkan pemerintah. Padahal, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi masalah banjir. Masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pencegahan banjir.
BACA JUGA:2023, Anggaran Penanggulangan Banjir Surabaya Meroket Capai Rp 1,7 T
Mamik menyatakan bahwa sejak 1989 kawasan ini sering banjir hingga saat ini. Paling parah terjadi pada akhir tahun kemarin, yang menyebabkan rumah miliknya kemasukan air.
"Saya tinggal di sini sudah sekitar 35 tahun. Banjir paling parah kemarin itu sampai airnya masuk ke dalam rumah. Padahal tinggi lantai rumah saya ini sekitar 2 meter. Tapi air masuk. Apalagi rumah warga yang lain, tambah parah, " ungkapnya.
Ia mengaku ketika hujan, alirann air dari ujung selatan dan utara mengalir ke perkampungannya. Sedangkan output drainase di kampungnya kondisinya sempit dan ada bangunan diatas saluran yang menyebabkan sehingga air.
"Apalagi di Dukuh Kupang Barat I ada saluran baru dan mengalir ke wilayah sini. Jadi air dari utara dan selatan menumpuk jadi satu di sini airnya muter muter karena banyak bangunan sehingga meluap, " terangnya.
Hal senada juga disampaikan Korneris. Salah satu tukang yang sedang bekerja di sebuah tempat les yang berada di Jalan Duku Kupang Barat I ini menyampaikan bahwa banjir di wilayah tersebut sudah berlangsung puluhan tahun.
"Seringnya banjir sampai saya diminta untuk membangun tanggul di rumah ini. Tingginya satu meter setengah. Kalau gak dikasih tanggul gini ya airnya masuk semua, " kata Korneris disela sela kegiatannya.
Sementara itu Kuncahyo Ketua RT 02/RW 08 Putay Jaya, Sawahan membenarkan rencana pemkot melakukan normalisasi saluran air di wilayahnya.
"Iya benar kami sudah dilibatkan untuk rencana pengembalian fungsi dari pada saluran. Dimana menang ada bangunan warga yang di atas saluran dan ditutup permanen, " kata Kuncahyo kepada Memorandum.
Ia menjelaskan bahwa rencana pembongkaran tersebut sudah disampaikan secara persuasif kepada warga terdampak.