Untuk itu, sambung LSA, anaknya meminta izin kepada pihak guru dan pengurus sekolah untuk pulang lebih awal guna mengurus pencairan beasiswa tersebut.
"Untuk ambil uang harus minta izin. Akhirnya dia mengurus surat izin uang ke Bank Jatim," ujar LSA kepada wartawan di depan Mapolsek Sawahan.
Setelah memperoleh izin, sang anak kemudian keluar sekolah untuk menunggu seorang teman di dekat area Monkasel tersebut, namun tidak kunjung datang.
BACA JUGA:Curanmor Tewas di Ngagel, DPO Kasus Rudapaksa Anak Kandung
Tiba-tiba datang pelaku mengendarai Scoopy dan menghampiri anaknya lalu berbincang-bincang. Kemudian pelaku minta bantuan untuk diberi petunjuk lokasi kantor bank terdekat.
"Pelaku bukan warga Kota Surabaya. Dia mengaku kebingungan untuk mencairkan uang ke sebuah kantor bank untuk membeli tiket bioskop kepada anak saya," ujar LSA.
Karena menganggap pelaku memang kebingungan dan membutuhkan bantuan, AA akhirnya mau dibonceng dan mengikuti pelaku untuk membantu menunjukkan alamat bank yang dicari-cari.
"Nah sembari nunggu temannya. Kenal dengan pelaku. Pelaku bilang minta tolong ke bank BNI, karena dia bukan orang sini. Katanya (pelaku) mau mencairkan beli tiket ke bioskop atau apa. Lalu diantarkan, pelaku sudah menentukan, BRI atau BNI-lah," jelas LSA.
Sewaktu mengantar pelaku inilah, korban merasa ada yang tidak beres. Salah satunya bukannya ke kantor bank anaknya malah diajak berbelanja ke sebuah minimarket kawasan Jalan Pasar Kembang.
Di saat berbelanja, tubuh sang anak sempat dipegang-pegang oleh pelaku. Bahkan merasa risih dan mulai mencurigai gelagat itu. Namun, korban tidak berani melakukan perlawanan.
BACA JUGA:Jukir Rudapaksa Gadis Bawah Umur Hingga 5 Kali
Setelah dari minimarket, pelaku kembali membonceng korban untuk kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini diajak ke hotel. Lalu mengajak korban ke salah satu kamar yang sudah lebih dulu disewa pelaku.
"Langsung masuk ke hotel. Karena pelaku sudah menginap di situ sebelumnya. Jadi dia langsung masuk karena sudah punya kamar di situ. Begitu lah kejadiannya," tandas LSA.
Hingga akhirnya, korban mengalami kekerasan seksual. Selain itu, sang anak juga kesulitan berteriak meminta pertolongan kepada pihak petugas hotel, karena lengan pelaku memiting leher korban.
Lalu bagaimana cara korban berhasil kabur dan mencari bantuan. LSA mengungkapkan, anaknya sempat memelas dan memohon kepada pelaku agar segera dibebaskan, dengan dalih bahwa ada tugas sekolah oleh sang guru melalui pesan singkat WA.
LSA mengaku, korban merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Dia berharap, pelaku memperoleh hukuman seberat-beratnya, karena membuat kondisi sang anak mengalami trauma psikis, dan luka secara fisik.