SURABAYA, MEMORANDUM - Proyek air minum dalam kemasan (AMDK) hasil kerja sama antara PDAM Surabaya dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) masih belum didistribusikan secara massal. Padahal, pabrik AMDK dengan merek HE2O itu sudah diresmikan sejak Agustus 2023.
Direktur utama PDAM Surabaya Arief Wisnu menyampaikan, HE2O masih dalam proses pengurusan label Standar Nasional Indonesia (SNI) dan sertifikasi Halal. Setelah kedua item itu dikantongi, maka pihaknya akan merilis HE2O ke publik.
"Masih proses SNI dan sertifikasi Halal. InsyaAllah tidak lama lagi (didistribusikan)," kata Arief Wisnu, Selasa, 2 Januari 2024.
Diperkirakan HE2O akan meluncur pada awal tahun ini. Tak sampai pertengahan. Sebab tinggal menunggu pemenuhan SNI dan izin dari MUI. Sedangkan izin dari BPOM disebut sudah terpenuhi.
BACA JUGA:PDAM Surya Sembada Buka Rumah Pompa Wonokitri sebagai Destinasi Wisata
Arief mengatakan, pabrik HE2O didukung dengan teknologi digital water metering. Sehingga menghasilkan air yang bagus dan berkualitas. Hal ini berkat pengembangan teknologi dari ITS.
"Kapasitas produksi ditarget mencapai 80 ribu liter setiap hari. Dan akan dikemas dalam botol 330 mililiter hingga 600 mililiter," tandasnya.
Adapun bahan bakunya diambil langsung dari sumber mata air di Pasuruan alias umbulan. Bukan diambil dari air sungai Kota Surabaya.
"Kami hanya bagian menyiapkan lahan dan distribusi. Sedangkan proses produksi dan investasi sepenuhnya tanggung jawab ITS," bebernya.
BACA JUGA:Rehabilitasi Pipa PDAM di Jalan Pasar Kembang Rampung Akhir Oktober
Disinggung soal keberlanjutan AMDK garapan PDAM Surabaya dengan merek Zona Air Minum Prima (ZAMP), Arief menegaskan masih berjalan dan dilakukan pengembangan lebih lanjut.
"ZAMP masih jalan dan akan dikembangkan lagi," tandasnya.(bin)