SURABAYA, MEMORANDUM - Pemerhati lingkungan Hermawan Some mengatakan, busa atau buih putih yang mencuat di pesisir Pantai Kenjeran, Bulak, merupakan bukti terjadinya pencemaran lingkungan.
Menurut founder Komunitas Nol Sampah ini, busa tersebut tercipta akibat air sungai hingga air laut tercemar oleh limbah deterjen yang berasal dari rumah tangga, tempat usaha, hingga industri.
"Itu adalah salah satu bukti pencemaran lingkungan oleh limbah cair berupa deterjen. Jadi semua sungai kecil termasuk sungai besar (Kalimas, Jagir) di Surabaya sudah pasti tercemar deterjen. Kemudian busa putih itu muncul dikarenakan ada pengadukan yang terjadi di rumah pompa," terangnya, Minggu, 24 Desember 2023.
Dampaknya selain mencemari lingkungan, juga dapat mempengaruhi habitat di sekitarnya. Misalnya, terjadi fenomena ikan mabuk hingga berubahnya kelamin ikan.
BACA JUGA:Air Laut di Pesisir Kenjeran Berubah Jadi 'Lautan Salju'
"Pasti akan pengaruh ke ikan. Misal temuan Ecoton itu bisa berubah kelaminnya (intersex). Hal tersebut akibat dari pencemaran lingkungan, bisa dari deterjen atau limbah plastik. Jadi dilaporkan sekitar 25 persen ikan di sungai itu bencong. Fisiknya laki, tapi kelaminnya berubah jadi betina," beber dia.
Berangkat dari sini, pihaknya mendorong pemkot untuk mulai serius menangani limbah cair. Salah satunya dengan pemerataan ipal komunal di permukiman dan menggalakkan gerakan hemat deterjen.
"Ini PR atau tanda bahwa pemkot sudah harus mulai memberikan perhatian serius terhadap masalah pencemaran lingkungan," tandasnya.
"Kalau urusan sampah sudah bagus. Sekarang pencemaran lingkungan kita harap jadi konsen wali kota selanjutnya. Salah satu solusinya yakni, dengan memeratakan ipal komunal di setiap perkampungan atau permukiman. Sehingga sebelum masuk ke sungai, limbah cair rumah tangga itu dapat diolah terlebih dahulu," pungkas Wawan. (*)