GRESIK, MEMORANDUM-Kontribusi dalam penanganan stunting terus ditunjukkan oleh PT Cargill Indonesia di Kabupaten Gresik. Kali ini, Cargill menggelar aksi kolektif pemberian makanan tambahan yang bergizi untuk ibu hamil dan menyusui, anak kelompok bermain dan TK di wilayah Kecamatan Manyar, Gresik. Kegiatan penyaluran ratusan paket makanan bergizi ini dalam rangka memeringati Hari Sukarelawan Internasional 2023.
Sebanyak 500 paket makanan tambahan disebar ke 4 titik di wilayah 3 desa. Antara lain Posyandu Desa Manyarejo, Manyarsidomukti, Manyarsidorukun dan TK Istiqlaliyah Manyar.
BACA JUGA:Kapolres Gresik Serahkan Buku Saku Pengamanan Pemilu 2024 dan Netralitas Polri
Peringatan tahunan ini sebagai bentuk apresiasi Cargill kepada tindak kemanusiaan dalam bentuk sukarelawan dengan mengusung tema “the power of collective action: if everyone did" yang artinya "kekuatan aksi kolektif: jika semua orang melakukannya".
BACA JUGA:Antisipasi Tahanan Kabur, Kapolres Gresik Cek Kondisi Rutan
Penyaluran ini dilakukan bersama 50 sukarelawan yang terdiri dari karyawan Cargill, laskar cegah stunting, orang tua murid, kader posyandu dan kader PKK.
Mereka memberikan 500 paket makanan tambahan yang bergizi serta penyuluhan kesehatan kepada kelompok ibu menyusui dan ibu yang memiliki anak balita secara bersamaan di 4 lokasi yang berbeda.
Aksi kolektif yang dilakukan di peringatan hari sukarelawan internasional ini juga bertujuan turut berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif penanganan stunting di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Adi Suprayitno Admin & Relations Manager PT Cargill Indonesia mengungkapkan, aksi kolektif di Hari Sukarelawan Internasional ini merupakan bagian dari program CSR pencegahan dan penanganan stunting PT Cargill Indonesia yang telah dijalankan sejak 2022.
"Tujuan utamanya untuk menurunkan angka pravelensi stunting dan menyiapkan generasi berikutnya yang unggul, sehat dan cerdas,” kata Adi Suprayitno, Senin, 11 Desember 2023.
Sementara itu, Finkaruli Melinda Ketua Tim Penggerak PKK Desa Manyarejo menyatakan, melalui program Cargill ini pihaknya telah dilatih dan diberi banyak pengetahuan. "Kami berharap, kedepannya kami terus bisa didampingi," tukasnya.
WHO mendefinisikan stunting sebagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh anak pada usia 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau lazim pada anak usia balita, yang disebabkan kekurangan gizi kronis, juga infeksi pada masa hamil yang mempengaruhi kondisi Kesehatan ibu dan janinnya.
Menurut World Health Organization (WHO), masalah kesehatan suatu bangsa dapat dianggap “buruk” jika angka prevalensi dari stunting lebih dari 20 persen. Angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen (data: SGGI, 2021).
Sedangkan di Jawa Timur sendiri, masih di atas angka rata-rata nasional yakni 24,5 persen pada 2021 lalu.