SURABAYA, MEMORANDUM - Ratusan massa menggelar Aksi damai bela Palestina di depan Tugu Pahlawan, Sabtu, 18 November 2023 malam. Massa mengisi doa bersama, penggalangan dana, dan menyalakan seribu lilin.
Kordinator lapangan (korlap) aksi, Andika Hendrawanto mengatakan, massa yang ikut dalam aksi tersebut dari aliansi pekerja, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Maiyah Lingkar Mojokerto, dan kawan-kawan profesi advocat.
Intinya untuk mengumpulkan donasi dan perhatian kepada Pelestina. Karena apa, Pelestina merupaka negara yang kali pertama mendeklarasikan Indonesia sebagai bangsa.
BACA JUGA:PSHT Jember Serahkan Bantuan Rp 400 Juta ke Palestina
"Maka dari itu kami tidak perduli agama apapun dan konflik agama. Demi kemanusiaan kita mendukung Palestina karena banyak hak-hak warganya yang terenggut hak-haknya. Mungkin sedikit yang kami lakukan ini bisa membanti kawan-kawan di Palestina," kata Andika.
Andika mengungkapkan, untuk sementara donasi berhasil terkumpul sekitar Rp 20 juta. Besarnya donasi belum semuanya dikarenakan beberapa teman-teman belum memberikan informasi. Kemungkinan bisa di atas itu. Dan semuanya akan diserahkan ke Mer-C (Medical Emergency Rescue Committee). "Karena kami melihat secara fakta, kawan-kawan dari Mer-C paling intens di Gaza," ujar Andika.
BACA JUGA:Doa Qunut Nazilah untuk Palestina dan Masjidil Aqsa Lengkap Arab Latin dan Terjemahnya
Mer-C adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi.
MER-C bertujuan memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri.
Andika menambahkan, untuk aksi kali ini dilakukan di malam hari dan tidak mengatasnamakan agama. Momen kali ini adalah Hari Pahlawan 10 November. Kenapa dilaksanakan di Tugu Pahlawan, bagaimana perjuangan Bangsa Indonesia bisa tercapai karena Bangsa Palestina.
"Sekali lagi kami tidak mengatasnamakan agama, tapi pergerakan ini benar-benar kemanusiaan," tandas Andika. (*)