SURABAYA, MEMORANDUM - Tepat pukul 11.15, beberapa warga Surabaya mencoba fenomena kulminasi utama atau hari tanpa bayangan, Kamis, 12 Oktober 2023.
Aksi pembuktian fenomena matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit ini salah satunya dilakukan oleh Pita Sari, warga Tambaksari.
Dia mengaku ingin mencoba fenomena tersebut karena penasaran sekaligus ingin membuktikan fenomena terjadinya tanpa bayangan itu.
"BMKG bilang kalau Jawa Timur terjadi Hari Tanpa Bayangan. Nah, jadwal Surabaya kan hari ini, lalu aku coba. Ternyata benar bayangannya tepat satu garis tegak lurus," kata Pita.
Hal serupa turut dilakukan oleh warga Gubeng, Esti Widiyana. Perempuan berhijab ini ikut penasaran dan ingin merasakan fenomena tersebut.
Usai dicoba, Esti menyebut bahwa hari tanpa bayangan itu ternyata benar adanya.
"Biasanya kan bayangan kelihatan kalau berdiri tegak. Tapi hari ini bayangannya tegak lurus. Tadi pas nunduk bayangannya tidak miring seperti biasanya," jelas Esti.
Sementara itu, Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan bahwa fenomena ini terjadi ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, maka fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.
"Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau titik zenit. Akibatnya bayangan benda tegak akan terlihat menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Oleh sebab itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan," jelas Teguh.
Teguh memaparkan, terjadinya hari tanpa bayangan di wilayah di Indonesia karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.
"Alhasil posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5o LU sampai dengan 23,5o LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari," tuntas Teguh.(bin)