"Selain itu, Kementerian Kesehatan memiliki peran penting dalam mendukung dan mengatur distribusi ini. Kementerian dapat memberikan bantuan, regulasi, dan sumber daya yang diperlukan untuk memastikan distribusi dokter dan tenaga medis berjalan efisien dan merata di seluruh wilayah Indonesia," ungkapnya.
Sementara itu, menjawab permasalahan tersebut, Dekan FK Unusa Dr Handayani MKes menyatakan siap membantu dalam hal pendistribusian para alumninya, khusunya di pondok-pondok pesantrena yang telah menjalin kerja sama dengan Unusa.
“Salah satu unggulan FK Unusa adalah bidang pencegahan penyakit di lingkungan pondok pesantren,” katanya.
Diungkapkannya, saat ini alumni FK Unusa telah sukses dan berproses di daerahnya masing-masing. Beberapa di antaranya telah bekerja di rumah sakit, klinik-klinik, dan bahkan ada yang telah menjadi dosen.
"Ini adalah sebuah kebahagiaan bagi kita keluarga besar FK Unusa. Saat ini, ada tiga orang yang telah diterima sebagai dosen di Unusa, dan tiga orang lainnya diterima di fakultas kedokteran lainnya," beber Handayani.
"Fakultas Kedokteran juga tengah mengalami peningkatan jumlah mahasiswa baru, sehingga permintaan untuk dosen juga meningkat. Ini memberikan peluang besar bagi para dokter lulusan kami," sambungnya.
Di tempat yang sama, Rektor Unusa Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng mengungkapkan, pentingnya pondok pesantren dalam konteks pencegahan penyakit dan perbaikan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Jumlah pesantren yang besar di seluruh Indonesia menjadi faktor penting dalam upaya ini. Lulusan dari FK Unusa harus memiliki perubahan mindset yang positif untuk mendukung inisiatif pencegahan berbasis komunitas ini.