Yuli Setyo Budi, Surabaya Desi mengaku sempat menyesal mengapa tidak menjawab permintaan izin sang suami. Andai dia menjawab tak boleh, mungkin Muslikh tidak akan nekat menikah lagi. Andai Desi berjuang melawan traumanya dan terbang ke Sulawesi, mungkin Muslikh tidak menikah lagi. Andai… andai… beribu andai antre berdesak-desakan di benak Desi. Tapi buat apa? Nasi sudah menjadi bubur. Sekarang tinggal mencarikan lauk pauk yang sedap dan maknyus agar bubur tadi bisa dikonsumsi. Dan keputusan Desi: menerima kehadiran Yuni sebagai madu. Hitung-hitung sebagai pembuka pintu surga dengan mengizinkan suami berpoligami. Keputusan ini bukan tanpa risiko. Hampir semua saudara dan kerabat Desi tidak menyetujui pilihan ini. Desi dianggap lemah. Berdiri di bawah telapak kaki suami. Bodoh. Dungu. Dll. Dsb. Dst… Tapi Desi bergeming. Dia teringat rencananya memeriksakan kesehatan bersama Muslikh untuk mengetahui: siapakah di antara mereka yang mandul. Hasilnya akan dijadikan bahan untuk menentukan langkah selanjutnya. Yang adil. Yang masuk akal. Yang tidak merugikan siapa pun. Meski rencana tersebut belum sempat dilaksanakan, fakta bahwa Muslikh bisa menyebabkan perempuan lain hamil adalah bukti bahwa bukan dia yang mandul. Desilah yang kopong. Maka, mau tidak mau Desi harus bisa menerima kenyataan ini. Desi yakin, kehadiran Yuni tidak akan menurunkan kadar cinta sang suami kepada dia. Muslikh akan membagi cintanya tanpa menurangi kualitas cinta tersebut. Seratus persen untuk dirinya; seratus persen untuk Yuni. Tidak masuk akal? Memang tidak selamanya cinta harus dipikirkan. Cinta ada untuk dinikmati. Dengan senyum. Dengan berbagi bunga. Dengan berbagi ceria, kata Muslikh. Kata hati Desi, berbagi adalah sebaik-baik perbuatan yang bisa dilakukan manusia. Makanya Allah memerintahkan hambanya bersedekah. Berbagi. Selain ibadah, tentu. Dan, sebaik-baik berbagi adalah berbagi cinta. Desi terinpirasi sebuah ayat di dalam Alquran. QS Ali Imron (3): 92. Yang artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah maha mengetahui. Setelah mengambil keputusan itu, Desi bergegas menemui pengacara dan berniat membatalkan gugatan cerai. “Itulah yang akhirnya terjadi. Aku malah dapat kabar sekarang ini hubungan mereka bertiga sangat harmonis. Bisa dijadikan teladan,” kata pengacara tersebut. Ternyata betul terbukti. Saat pamit hendak keluar kantor pengacara, Memorandum berpapasan dengan Desi dan Muslikh. Yuni berjalan di belakang mereka. Perutnya sudah sangat besar. Mungkin hanya menunggu hari-harinya untuk melahirkan seorang baby yang bakal membagikan cinta. Untuk Yuni. Untuk Muslikh. Untuk Desi. (habis)
Rela Berbagi Cinta setelah Baca QS Ali Imron Ayat 92
Kamis 17-01-2019,08:53 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Selasa 23-12-2025,14:56 WIB
Perayaan Tahun Baru di Ponorogo Digelar di Tiga Titik Strategis
Selasa 23-12-2025,18:54 WIB
Kisah Lansia Sambikerep Diusir Puluhan Orang Tak Dikenal, Barang dan Dokumen Penting Raib
Selasa 23-12-2025,13:16 WIB
Polsek Lakarsantri Hadiri Rakor Manajemen Lalu Lintas Radial Road Surabaya Guna Tekan Angka Kecelakaan
Selasa 23-12-2025,13:11 WIB
Antara Bisnis dan Prestasi: Membaca Arah Persebaya
Selasa 23-12-2025,13:13 WIB
Polres Malang Ungkap Kasus Janin Bayi Dikubur di Belakang Rumah Kos Sumberpucung
Terkini
Rabu 24-12-2025,08:20 WIB
Berawal dari Sanggar hingga Punya Sekolah Modelling di Surabaya, Ini Perjalanan Karier Dinda Ayu
Rabu 24-12-2025,08:12 WIB
Bukan Sekadar Status, Risiko Nikah Muda Tanpa Kesiapan Mental akan Pengaruhi Psikologi
Rabu 24-12-2025,08:01 WIB
Imigrasi Jatim Tancap Gas: Raih Peringkat Dua Nasional, Percepat Digitalisasi hingga Perluas Layanan
Rabu 24-12-2025,07:20 WIB
Endrick Resmi Merapat ke Lyon, Cari Menit Bermain Lewat Status Pinjaman dari Real Madrid
Rabu 24-12-2025,07:16 WIB