Ketinggian Ilmu

Selasa 11-04-2023,17:03 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Oleh: drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM Presiden Nusantara Gilang Gemilang Founder RSU Wajak Husada Beberapa bulan yang lalu saya berkesempatan untuk berkunjung dan menyaksikan jejak-jejak kegemilangan Islam yang pernah ada, yang ditorehkan oleh salah satu sahabat Nabi yang cerdas dan luas ilmunya, bernama Abdullah Bin Abbas (Ibnu Abbas). Ibnu Abbas lahir saat tahun ke 3 Hijrah, dan sejak kecil Ibnu Abbas adalah anak yang tidak pernah "Alpha" dari majelis-majelis ilmu yang dilakukan oleh Sang Nabi. Bahkan suatu ketika karena rasa ingin tahunya yang tinggi bagaimana Rasullullah sholat malam, dia menginap di rumah beliau dan tidak tidur semalaman karena tidak ingin terlewat sholat malam bersama Sang Nabi. Ilmu yang dimiliki melampaui usianya, bahkan dikisahkan pasca Rasulullah meninggal dunia, Ibnu Abbas menghabiskan waktu dan hari-harinya untuk mendapatkan ilmu dari para sahabat, semua ucapan yang pernah diucapkan Sang Nabi kepada para sahabat beliau coba kumpulkan kembali dengan mendatangi satu persatu rumah para sahabat, bahkan tidak jarang Ibnu Abbas harus tidur di depan pintu rumah para sahabat, karena menunggu sahabat yang sedang istirahat. "Wahai keponakan Rasulullah, kenapa tidak kami saja yang menemuimu?" kata para sahabat yang menemukan Ibnu Abbas di depan rumah mereka. "Tidak, akulah yang semestinya mendatangi anda," jawabnya. Saking tingginya ilmu yang dimiliki oleh Ibnu Abbas, salah seorang sahabat bertanya "Bagaimana anda mendapatkan semua ilmu ini wahai Ibnu Abbas?" "Dengan lidah dan gemar bertanya, dengan akal yang suka berpikir," jawab Ibnu Abbas. Semangat Ibnu Abbas untuk menuntut Ilmu memberikan gambaran kepada kita, bahwa dengan ilmu kita akan menjadi orang yang bermartabat, mulya, terhormat, memiliki integritas, dan memiliki keluhuran akhlak yang sangat mulia. Semangat dan gairah yang diteladankan oleh Ibnu Abbas dalam menuntut ilmu adalah potret generasi gemilang Islam yang pada akhirnya melahirkan keagungan pekerti dan mahakarya akhlak serta ilmu yang bisa kita gunakan hingga saat ini. Ramadan adalah momentum bagi kita semua untuk terus bersemangat dalam meninggikan keilmuan kita. Miliki ketinggian ilmu, karena akhlak dan budi pekertimu mencerminkan seberapa berkualitas dirimu. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait