Integritas

Senin 10-04-2023,15:50 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Oleh : drh.Puguh Wiji Pamungkas,MM Presiden Nusantara Gilang Gemilang Founder RSU Wajak Husada   Kurang lebih 14 abad yang lalu, Rasulullah SAW pernah pada sebuah fase kehidupan yang hari ini semua kaum muslimin dan kita semua meneladaninya. Pada fase kehidupan beliau yang paruh baya, beliau didaulat menjadi seorang Nabi yang mengemban mandat langsung dari Allah SWT untuk mengajak manusia pada saat itu kembali beriman kepada Allah SWT. Bukan perkara mudah memang, meskipun sedari kecil “integritas” sang Nabi sudah tidak diragukan lagi karena kejujurannya dalam berdagang dan berinteraksi sosial dengan semua orang. Namun yang terjadi saat sang Nabi menerima wahyu kenabian, orang–orang terdekatnya, keluarga beliau sendiri dan mayoritas masyarakat Makkah menolak dengan keras apa yang disampaikan oleh Nabi. Tahun demi tahun berjalan, 13 tahun menjani masa dakwah di Kota Makkah menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Nabi dan para sahabat yang sudah beriman terlebih dahulu. Puncaknya adalah 3 tahun sebelum peristiwa hijrahnya Nabi ke Madinah. Nabi menjalani sebuah peristiwa Isra’ Mi’raj yakni perjalanan Nabi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan dilanjutkan ke Sidrotul muntaha (langit ke tujuh) dalam waktu satu malam. Semua orang tidak percaya, bahkan sempat para sahabat Nabi juga tidak percaya akan peristiwa yang dialami oleh sang Nabi tersebut. Namun, Sang Nabi tetaplah Sang Nabi, beliau diturunkan ke muka bumi oleh Allah SWT dan dijaga integritasnya. Tidak lama setelah peristiwa tersebut Nabi dan para sahabat melakukan perjalanan ke Madinah untuk melakukan Hijrah. Di Madinah inilah titik “breakthrough” dakwah Nabi Muhammad, semakin banyak orang yang merasakan dampak kepemimpinan Nabi, bahkan Madinah yang daerahnya terdiri dari komposisi warga yang heterogen bisa disatukan oleh “Integritas” yang dimiliki oleh sang Nabi. Peristiwa demi peristiwa yang terjadi sepanjang 10 tahun dakwah, Nabi Muhammad SAW di Madinah telah menunjukan betapa beliau adalah sosok yang benar-benar ber “intigritas” dalam menjalankan amanah kepemimpinan. Bahkan Kota Makkah yang dulunya menjadi tempat paling memusuhi dakwah beliaupun, pada akhirnya bisa ditaklukkan dengan seksama tanpa ada setetes darah yang tertumpah saat proses penaklukkannya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait