Surabaya, memorandum.co.id - Untuk mengatasi banyaknya titik kemacetan di Surabaya, Pemkot Surabaya mendorong masyarakat menggunakan transportasi massal. Seperti angkutan feeder Wirawiri Suroboyo dan Bus Suroboyo. Kadishub Surabaya Tundjung Iswandaru mengatakan, titik kemacetan di Surabaya banyak sehingga lupa berapa jumlahnya. "Titik kemacetan banyak," kata Tundjung, Rabu (2/3/2023). "Orang tidak mau naik motor, orang lebih milik naik angkutan. Bandingkan jika 10 orang naik transportasi massal, berarti yang naik motor berkurang. Belum lagi naik mobil dengan menggunakan angkutan bisa mengurangi kemacetan," jelas Tundjung. Sementara itu, pakar perencanaan wilayah dan kota ITS, Putu Rudy Setiawan mengatakan, dari pengamatan visual sebetulnya, tata ruang Surabaya disusun 20 tahun dan sekarang sudah direvisi rencana tata ruang dan wilayah (RTRW). Katakanlah disusun 2017 itu berlaku pada tahun 2037. Artinya bukan tahun 2017, 2018, harus sama. Harus ada proses untuk membuatnya seperti RTRW yang sudah diperdakan dan berlaku 20 tahun. "Jadi tidak bisa seketika proses me-matchkan antara kondisi realita dan perencanaan," katanya. Menurut Rudy yang menjadi terkait kemacetan karena banyak hal dan beberapa faktor. Semisal salah satunya kondisi pandemi sudah berakhir, sehingga kondisi kembali normal. Bukan normal baru yang sejatinya sebelum pandemi. Jadi persoalan yang utama ada dengan menggalakkan transportasi publik. Di Surabaya traffic transportasi minim. Dapat dikatakan Surabaya itu kondisi traffic sama dengan Jakarta pada tahun 1960. Di mana transportasi hanya angkot, bus kota, selesai sudah. Dan saat ini kondisi itu terjadi di Surabaya. Untuk kota-kota yang sudah ada sekarang mudah menerapkan manajeman transportasi yang modern, terutama dengan membangun transportasi umum yang bersifat cepat dan massal. "Surabaya ketinggalan jauh. Termasuk angkutan feeder dan bus Suroboyo. Keduanya merupakan sistem transportasi berbasis jalan raya," ungkapnya. Bus di Jakarta sudah lama, jadi sudah ketinggalan. Kalau transportasi berbasis bus ditingkatkan kinerjanya integrasi, menambah angkutan feeder sebenarnya berapa orang yang menggunakannya. "Transportasi bus sudah kuno karena tidak menjamin ketepatan waktu. Sebab, bus berada di ruang yang sama dengan kendaraan pribadi di Surabaya," ujarnya. Di Jakarta sudah menggunakan Busway, ada jalannya sendiri. Di Surabaya masih bus kota.Transportasi harus dimodernkan dengan menggunakan sistem transportasi yang bersifat cepat dan massal. Semisal kereta api karena jalur sendiri untuk mengatasi ketepatan waktu. Untuk selama ini ketepatan waktu transportasi di Surabaya tidak ada dikarenakan mengikuti jalur macet. Jadi transportasi publiknya ikut macet, sehingga masyarakat tidak mau naik angkutan massal. (rio)
Pakar: Tranportasi di Surabaya Seperti Jakarta Tahun 1960
Kamis 02-03-2023,20:23 WIB
Editor : Syaifuddin
Kategori :