Tergerus Aliran Sungai, Sawah Warga Sonosari Disidak Dewan

Senin 27-02-2023,18:35 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Mojokerto, memorandum.co.id - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Mojokerto memantau langsung  tanah warga yang tergerus avoer Watu Dakon, Senin (27/2/2023). Hilangnya lahan seluas 1,7 hektare milik sejumlah warga di Dusun Sonosari, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, tersebut mengakibatkan kerugian ratusan juta rupiah. Rombongan wakil rakyat ke lokasi bencana dipimpin Ketua Komisi III, Pitung Hariyono. Sejumlah aparat turut dalam sidak ini, seperti Pemdes Canggu, pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, DPUPR dan Dinas Pengairan. Menurut Pitung, kondisi sungai tersebut sudah mengalami pergeseran ke arah tanah warga. "Kini aliran sungai Avoer Watu Dakon bertambah lebar  karena menggerus tanah warga. Kami sangat miris dengan kejadian ini. Warga punya akta namun tanahnya tidak ada, ini harus ada penanganan secepatnya,  " ujar Pitung. Padahal, lanjut Pitung, tanah di sekitarnya sangat produktif untuk tebu. Lahan pertanian itu juga menyimpan kandungan pasir kualitas bagus. Atas kejadian ini, Pitung mengeluarkan sejumlah rekomendasi. "Kami minta BBWS mengembalikan tanah warga yang tergerus. Intinya mendorong BBWS mencari jalan terbaik untuk petani," jelas Pitung. Ia meminta BBWS selaku pihak berwenang menanggul avoer ini dan mengembalikan keberadaan tanah warga dengan cara menempatkan urugan tanah dari normalisasi sungai yang dipastikan bakal dilaksanakan. "Kami juga menjadwalkan kunjungan ke kantor BBWS dengan mengajak petani. Tapi bukan sekarang, kami akan menjadwalkan kunjungan itu. Biar mereka membawa dokumen foto atau sertifikat tanahnya," pungkasnya. Sementara itu, Kepala Desa Canggu, Auda Fardian Akbironi mengatakan baru kali ini tragedi raibnya lahan pertanian diperjuangkan. Hilangnya lahan pertanian tersebut disampaikan Pemerintah Desa (Pemdes) Canggu saat audiensi bersama Komisi III DPRD Kabupaten Mojokerto, sehari sebelumnya. Pemdes meminta bantuan Pemkab Mojokerto untuk melakukan penanganganan guna menyelamatkan lahan pertanian yang tersisa. ”Karena kondisinya sudah satu hektare lebih tanah warga itu sudah tergerus,” kata Kades Auda Fardian. Menurutnya, terkikisnya areal persawahan yang berada di Dusun Sonosari itu sudah terjadi menahun. Namun, karena tidak ada tindak lanjut dari pihak berwenang, kondisi areal persawahan yang tergerus kini kian meluas. Akibatnya, sejumlah petani terpaksa gigit jari karena sawah mereka terus berkurang. " Kami berharap  ada solusi dari pemerintah dengan dibuatkan tanggul agar tanah warga tidak terus menerus tergerus aliran sungai," pungkasnya.(war)

Tags :
Kategori :

Terkait