Surabaya, Memorandum.co.id - Penyakit kritis merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia, salah satu faktor dominan munculnya penyakit kritis yaitu karena kurangnya olahraga dan aktivitas fisik. Ketua Pusat Ilmu Keolahragaan Unesa, Dr. Moch. Purnomo mengatakan beberapa data terkait aktivitas fisik dan olahraga masyarakat Indonesia, dalam webinar menyambut Hari Stroke Sedunia, 29 Oktober 2021 yang mengangkat tema “Pencegahan Stroke dan Peningkatan Derajat Aktivitas Fisik Civitas Academica Unesa”. "Banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa biasa perawatan penyakit kritis sangatlah mahal. Seperti penyakit jantung misalnya yang bisa sampai ratusan juta, Kanker apalagi," ujarnya. Selain kurang olahraga, Faktor penyebab penyakit kritis lainnya karena kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, asupan garam berlebih, gula darah tinggi, obesitas dan masih banyak lagi. Salah satu penyakit kritis yang banyak diderita masyarakat adalah stroke atau terjadinya gangguan pembulu darah otak yang sifatnya mendadak. Untuk mengurangi resiko penyakit kritis termasuk stroke, yakni rutin berolahraga atau melakukan aktivitas fisik. Sesuai anjuran WHO, aktivitas fisik yang dianjurkan yaitu 150 menit perminggu dengan intensitas sedang. "Salah satu upaya Unesa mendorong civitas academica untuk berolahraga yaitu dengan mewajibkan materi pendidikan jasmani pada seluruh fakultas," pungkasnya. (Mg6)
Rutin Olahraga dan Aktivitas Fisik Bisa Kurangi Risiko Penyakit Kritis
Jumat 22-10-2021,12:37 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :