Surabaya, Memorandum.co.id - Kendornya protokol kesehatan (prokes) Covid-19 Surabaya terus diminimalisir Pemkot Surabaya. Salah satunya dengan mengimbau warga untuk tetap menerapkan 3 M (Mencuci tangan, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak) agar Covid-19 di Surabaya turun. Tidak hanya sekadar memberikan imbauan yang bentuknya konvensional, Pemkot Surabaya dengan digawangi BPB Linmas mengenalkan sosok New Man yang diperankan Camat Sawahan M Yunus, dengan ciri khas kepala plontos dan perut buncit dengan balutan kostum ala Superman. Kehadiran New Man di Pasar Kapasan Baru dan Pasar Pabean ini bukan kali pertama, sebab sebelumnya pada waktu Tahun Baru, New Man menyapa warga Surabaya di Kebun Binatang Surabaya (KBS), dan Tunjungan Plaza. Begitu turun dari mobil, New Man langsung disambut para pedagang yang ingin mengabadikan sosok ikon yang dibentuk mantan Wali Kota Tri Rismaharini dengan mengajaknya foto bersama. Dengan membawa megaphone, New Man berkeliling dan mengingatkan semua pedagang untuk tetap menerapkan 3M. Bahkan, untuk mudah diterima sosialisasinya, Nem Man menggunakan Bahasa Madura. Buktinya, penyampaian imbauan itu mengena pedagang dan pembeli di Pasar Kapasan Baru. Bahkan, karena melihat sang super yang berkostum hijau dengan sarung tangan dan sepatu booth oranye itu mereka berebut untuk meminta foto bersama. “Pak New Man foto bareng,” ujar Yulia salah satu pedagang. Bahkan, Yulia menambahkan, bahwa sosok New Man sangat menarik baginya. “Senang bisa melihat secara langsung,” ujarnya. Hal yang sama diutarakan Hadi Susilo (45), pedagang seragam itu. Menurut Hadi, awalnya ia mengira sosok New Man itu hanya sekadar tokoh kartun dan gambarnya ada di mana-mana. “Ternyata antara orangnya dengan kartun sama persis,” jelasnya. Susilo mengapresiasi Pemkot Surabaya yang bisa meluncurkan ikon New Man di tengah pandemi Covid-19 ini. “Mungkin ini satu-satunya di Indonesia,” pungkas Hadi. Sementara itu, New Man, M Yunus mengatakan, bahwa ini tindak lanjut kemarin. “Semuanya kita sapa. Tujuannya satu, supaya masyarakat tetap ingat, jangan sampai kendor dan teledor terhadap protokol kesehatan,” jelasnya. Tambah Yunus, ketika dirinya memakai kostum New Man, pihaknya akan melakukan sosialisasi. Namun, ketika saat dirinya memakai baju dinas sebagai camat, pihaknya menerapkan Perwali 67/2020. “Pastinya di situ sudah berlaku sanksi administrasi. Bagi para warga yang tidak memakai masker ada sanksi administrasi, mulai dari swab, penyitaan KTP, sampai dengan denda administrasi Rp 150 ribu. Begitu juga dengan pelaku usaha, contoh misalnya dlam perwali itu jam buka sampai pukul 22.00. Kalau melebihi, tidak menutup kemungkinan semua camat di Surabaya akan menerapkan itu,” pungkas Yunus. (fer)
Prokes Kendor, New Man Blusukan Pasar Kapasan Baru dan Pabean
Senin 04-01-2021,18:10 WIB
Editor : Agus Supriyadi
Kategori :