Masa Tenang, Eri Cahyadi Berziarah ke Makam Pendiri NU

Minggu 06-12-2020,19:11 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Calon Wali Kota (Cawali) Surabaya Eri Cahyadi berziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Jombang, Minggu (6/12/2020). Kegiatan ini dilakukan pada masa tenang Pilwali Surabaya 2020. Ditemani sang istri, Rini Eri Cahyadi, Eri ke makam Hadratussyeikh KH Hasyim Asy'ari di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng sekitar pukul 09.01. Eri langsung disambut Pengasuh Ponpes Putri Tebu Ireng KH Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi). Setelah bercengkerama sebentar, Eri dan Gus Fahmi lantas menuju makam KH Hasyim Asyari. Eri terlihat khusyuk membaca kalimat tahlil dan tayyibah di pusara pendiri NU tersebut. Usai berdoa di makam KH Hasyim Asy'ari, Eri dan istri juga mendoakan KH Wahid Hasyim, KH Abdurrahman Wahid, dan KH Salahuddin Wahid yang juga berada dalam satu kompleks. Dari Tebu Ireng, Eri bergeser ke makam KH Abdul Wahab Hasbullah di Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. KH Wahab Hasbullah juga termasuk pendiri NU. Di makam pahlawan nasional ini, selain berdoa, Eri juga menabur bunga. Setelah ziarah di makam KH Wahab Hasbullah, Eri lantas menyempatkan diri ke ziarah ke makam KH M As'ad Umar, pendiri dan pengasuh Ponpes Darul Ulum, Peterongan, Jombang. Eri juga berdoa di makam istri KH M As'ad Umar, Nyai Hj Azzah As'ad Umar yang belum lama ini meninggal dunia. KH M As'ad Umar dan Nyai Hj Azzah As'ad Umar adalah orang tua dari KH Zahrul Azhar Asumta As'ad atau yang lebih akrab disapa Gus Hans. "Saya memang sering melakukan ziarah ke makam para alim ulama. Sejak dulu, saya sering melakukan doa ke makam-makam para alim ulama," ujar Eri, usai berziarah. Menurut dia, banyak teladan yang bisa diambil hikmahnya dari para tokoh pendiri NU ini. Contohnya adalah saat KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa resolusi jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. "Dengan ilmu agamanya, dengan jiwa kepemimpinannya, Mbah Hasyim Asy'ari bisa menggerakkan semangat warga Surabaya semangat berjuang saat pertempuran 10 November 1945. Teladan semangat menjaga NRKI ini harus kita gelorakan. Pertempuran 10 November adalah bukti Surabaya tidak bisa lepas dari peran kiai dan santri," tegasnya. (udi/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait