Kylian Mbappé Gugat Mantan Klub PSG Rp 5 T, Digugat Balik Rp 8,5 T

Selasa 18-11-2025,05:53 WIB
Reporter : Eko Yudiono
Editor : Eko Yudiono

MEMORANDUM.CO.ID-Sengketa hukum antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Kylian Mbappé kembali memanas pada Senin, setelah kedua pihak melayangkan tuntutan finansial dengan nilai sangat besar.

Perselisihan ini berkaitan dengan dugaan pembayaran gaji yang belum diselesaikan, sehingga kasus tersebut kini masuk ke ranah pengadilan hubungan industrial di Prancis.

Dilansir ESPN, Mbappé, yang tidak hadir dalam persidangan, sebelumnya mengklaim bahwa PSG masih memiliki utang sebesar €55 juta kepada dirinya.

Namun situasinya kini berkembang jauh lebih besar. Penyerang timnas Prancis itu menuntut lebih dari €260 juta atau sekitar Rp 5 triliun, dengan alasan bahwa kontrak jangka tetap yang ia jalani bersama PSG seharusnya diklasifikasikan sebagai kontrak permanen.

Jika reklasifikasi tersebut disetujui, maka sejumlah konsekuensi hukum akan muncul, termasuk hak kompensasi atas pemutusan hubungan kerja yang dianggap tidak adil, pembayaran gaji tertunda, bonus, hingga pesangon.

Tidak hanya itu, Mbappé juga mengajukan tuntutan tambahan yang mencakup kompensasi atas dugaan pelecehan moral, pekerjaan yang tidak dilaporkan secara resmi, serta pelanggaran kewajiban PSG terkait itikad baik dan keselamatan kerja selama ia masih berstatus pemain klub tersebut.

“Kylian Mbappé tidak menuntut apa pun di luar ketentuan hukum. Ia hanya memperjuangkan hak-hak yang seharusnya dimiliki setiap karyawan,” ujar perwakilan hukum Mbappé dalam sebuah pernyataan resmi.

Di sisi lain, PSG memberikan respons yang tidak kalah keras. Klub raksasa Prancis tersebut menuntut balik Mbappé dengan tuntutan mencapai €440 juta atau sekitar Rp 8,5 triliun.

Dalam tuntutannya, PSG memasukkan klaim sebesar €180 juta atas hilangnya kesempatan untuk melepas Mbappé ke klub lain dengan nilai transfer tinggi.

PSG mengacu pada tawaran fantastis sebesar €300 juta dari Al Hilal pada Juli 2023 yang ditolak pemain, sehingga klub merasa dirugikan ketika ia pergi secara gratis pada 2024.

Melalui pernyataan resmi, PSG menegaskan bahwa mereka menuntut kompensasi atas dugaan pelanggaran itikad baik selama proses negosiasi kontrak, kerusakan reputasi, serta pelanggaran atas citra klub.

Keputusan pengadilan diperkirakan akan diumumkan bulan depan, dan hasilnya diyakini dapat memiliki dampak signifikan terhadap hubungan pemain dan klub di Eropa ke depan.

PSG juga menyinggung kembali situasi pada awal musim 2023–2024, ketika Mbappé memutuskan tidak mengaktifkan opsi perpanjangan kontraknya.

Klub mengklaim bahwa ada kesepakatan lisan yang menyatakan Mbappé akan melepaskan sejumlah bonus sebagai syarat untuk kembali ke skuad utama.

PSG mengaku telah mengajukan bukti kepada pengadilan bahwa pemain tersebut tidak bersikap loyal dengan menyembunyikan keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak selama hampir 11 bulan, mulai Juli 2022 hingga Juni 2023.

Situasi tersebut disebut menghilangkan kesempatan klub untuk menjualnya dengan nilai tinggi.

Menurut PSG, Mbappé juga menggugat kesepakatan yang disusun pada Agustus 2023, yang mengatur pengurangan gaji apabila ia memilih hengkang dengan status bebas transfer.

Kesepakatan itu, klaim PSG, dibuat untuk menjaga stabilitas keuangan klub setelah investasi besar yang telah dikeluarkan.

Pihak Mbappé membantah keras klaim tersebut dan menyatakan bahwa PSG tidak pernah menunjukkan bukti adanya kesepakatan lisan atau tertulis mengenai pembebasan pembayaran bonus.

Dalam tudingan pelecehan moral, Mbappé menyoroti praktik “lofting”—istilah di Prancis untuk menyebut tindakan mengasingkan pemain dari skuad utama karena alasan teknis, administratif, atau disiplin.

Mbappé merasa diperlakukan tidak adil ketika ia dipisahkan dari tim utama akibat keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak.

Setelah melalui musim penuh drama, Mbappé akhirnya bergabung dengan Real Madrid pada musim panas 2024 dengan status bebas transfer.

Ia meninggalkan PSG dengan torehan 256 gol dalam tujuh musim rekor tertinggi sepanjang sejarah klub sementara PSG memenangkan Liga Champions 2024 tanpa kontribusinya.

Hengkangnya Mbappé meninggalkan ketegangan mendalam antara kedua pihak. PSG merasa dikhianati setelah menawarkan kontrak dengan nilai terbesar dalam sejarah klub pada 2022.

Namun setahun berselang, Mbappé menyampaikan bahwa ia tidak akan memperpanjang kontrak, sehingga klub berada dalam situasi sulit: menjualnya atau kehilangan pemain secara gratis.

Setelah mengumumkan bahwa ia tidak akan memperpanjang kontrak, Mbappé tidak dibawa dalam tur pramusim klub ke Jepang dan Korea Selatan.

Ia juga harus berlatih bersama tim cadangan, dan tidak dimainkan pada laga pembuka Ligue 1 musim itu. Namun situasi berubah setelah kembali dilakukan negosiasi, hingga akhirnya ia kembali ke tim utama dan tampil dalam sebagian besar pertandingan.

PSG sendiri membantah semua tuduhan pelecehan dan tekanan. Klub menegaskan bahwa Mbappé tampil di lebih dari 94% pertandingan resmi musim 2023–2024 dan seluruh keputusan teknis dibuat oleh pelatih, yang kemudian menutup musim dengan gelar Liga Champions.

Klub juga menyatakan bahwa seluruh aktivitas Mbappé selalu berada dalam standar profesional sesuai regulasi Sepak Bola Prancis.

Kategori :