JAKARTA, MEMORANDUM.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2025 mencapai 75,90, naik dari 75,02 pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Penyerapan Tenaga Kerja Agustus 2025 Capai 146,54 Juta Orang Seiring Pertumbuhan Ekonomi
Kenaikan ini menandai peningkatan nyata dalam kualitas hidup masyarakat di berbagai aspek utama: pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Mini Kidi--
Peningkatan IPM menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia secara umum hidup lebih sehat, pendidikan lebih tinggi, dan memiliki kemampuan ekonomi yang semakin baik. Seluruh komponen pembentuk IPM, harapan hidup saat lahir, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, serta pengeluaran riil per kapita, mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Ekspor Tangguh, Topang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III
“Seluruh komponen pembentuk IPM meningkat. Tahun 2025, umur harapan hidup diperkirakan mencapai 74,47 tahun, naik dari 75,02 tahun pada 2024. Harapan lama sekolah meningkat menjadi 13,30 tahun, sementara rata-rata lama sekolah mencapai 9,07 tahun”, ungkap Moh Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik, pada konferensi pers, Rabu 5 November 2025.
BACA JUGA:Industri Manufaktur Menggeliat, Dorong Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen di Triwulan III
Dari sisi ekonomi, pertumbuhan pendapatan riil per kapita yang stabil juga turut memperkuat capaian IPM.
BACA JUGA:50 Juta Warga Ikut Cek Kesehatan Gratis, Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Masyarakat
”Pengeluaran riil per kapita per tahun yang telah disesuaikan adalah rata-rata konsumsi penduduk per tahun yang dihitung berdasarkan harga konstan tahun 2012 dengan wilayah rujukan Jakarta Selatan. Angka ini juga telah disesuaikan dengan tingkat inflasi dan daya beli paritas”, jelas Edy.
BACA JUGA:Jonan: Program Prabowo Pro Rakyat dan Punya Multiplier Effect
Meskipun capaian nasional menunjukkan tren positif, tantangan pemerataan masih menjadi perhatian utama. Beberapa provinsi di wilayah timur Indonesia masih mencatat IPM di bawah rata-rata nasional. Hal ini menunjukkan pentingnya penguatan kebijakan pembangunan manusia yang lebih inklusif. (*/iku)