Kedua organisasi berharap, dengan adanya aksi ini, pemerintah pusat dan daerah dapat membuka ruang dialog yang lebih luas bersama perwakilan guru madrasah.
“Kami ingin dikenang bukan karena keramaian aksi, tetapi karena ketulusan dan perjuangan guru madrasah yang bersatu untuk keadilan pendidikan di Indonesia,” tutup Yanto, S.Pd, Ketua Gemabo Bojonegoro. (red)