Pemuda Surabaya Pertanyakan Rencana Utang Triliunan Pemkot di Balai Kota

Kamis 25-09-2025,17:05 WIB
Reporter : Arif Alfiansyah
Editor : Aris Setyoadji

 

 

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Solidaritas Pemuda-Mahasiswa Merah Putih Jawa Timur menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota Surabaya, Kamis 25 September 2025.

Massa aksi datang untuk mempertanyakan rencana Pemerintah Kota Surabaya mengajukan pinjaman hingga triliunan rupiah guna membiayai proyek infrastruktur.

Pengamat kebijakan anggaran Mauli Fikr yang turut hadir menyampaikan kritik tajam terhadap rencana tersebut.

“Punya niatan untuk ngutang sampai triliunan, maka yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan PAD kita selama 5 tahun terakhir. Itu bisa dijadikan rujukan untuk tidak membebani pada periode berikutnya,” tegas Mauli.

Ia menyoroti ketidakkonsistenan dalam perencanaan anggaran Pemkot. Pada APBD Murni 2025, belanja modal infrastruktur dialokasikan Rp2,9 triliun. Namun setelah ada rencana penambahan utang Rp452 miliar, alokasi infrastruktur justru turun menjadi Rp2,5 triliun, sementara belanja barang dan jasa naik Rp423 miliar.

“Jadi yang awalnya niat untuk infrastruktur, setelah ngutang ternyata turun anggarannya. Itu saya rasa bentuk ketidakkonsistenan kebijakan pemerintah,” ujarnya.

Menurut kalkulasi Mauli, jika pinjaman mencapai Rp6 triliun, maka setiap bayi yang lahir di Surabaya otomatis menanggung beban utang sekitar Rp2,5 juta per tahun.

Ia mendesak DPRD Surabaya lebih kritis dalam menjalankan fungsi pengawasan dan tidak menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada eksekutif.

Menanggapi aksi tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Surabaya Muhamad Fikser menemui massa di halaman Balai Kota.

"Anda bisa dapat data ini karena pemerintah kota sudah membuka anggaran, transparansi. Tidak ada yang kami sembunyikan," kata Fikser.

Ia menekankan perlunya dialog formal untuk memverifikasi data. “Data sampean harus di-kroscek dengan data kita. Karena tidak mesti benar klaimnya njenengan saja,” tambahnya.

Fikser juga membuka pintu dialog dan mengundang pemuda untuk berdiskusi terbuka dengan pihak terkait di pemkot.

“Kalau mau mengundang diskusi terbuka, kami siap hadir. Hari ini njenengan datang untuk menyampaikan aspirasi, kami temui dan kami terima,” ujarnya.

Aksi diakhiri dengan penyerahan dokumen tuntutan dari Solidaritas Pemuda-Mahasiswa Merah Putih kepada perwakilan Pemkot Surabaya. Massa berjanji akan terus mengawal isu tersebut hingga ada kejelasan dari pemerintah kota.

Kategori :