BACA JUGA:Terobosan Baru Penumpas Kanker, Unusa Ungkap Terapi BNCT yang Revolusioner
Komitmen inklusif Unusa tecermin pula dari beragamnya latar belakang para lulusan tahun ini.
BACA JUGA:Cetak 16 Dokter Baru Berakreditasi Unggul, Unusa Siapkan PPDS
Sejumlah wisudawan menempuh pendidikan di usia yang tidak lagi muda, seperti Anastasia Ni Luh Asriyati, Woro Siswanto, Maria Redonna, Rahayu, dan Nur Kholis.
Meskipun berusia 50-an, mereka berhasil menyelesaikan studi dan meraih gelar sarjana dan profesi.
Anastasia Ni Luh Asriyati, wisudawan dari Prodi S1 Keperawatan, mengaku sempat ragu karena perbedaan keyakinan.
BACA JUGA:Bidan Unusa Bertitel Juara Jujitsu, Begini Sosoknya
Namun, perempuan asal Denpasar ini justru menemukan kenyamanan dan banyak pelajaran tentang toleransi.
“Apalagi saat mata kuliah Aswaja, saya banyak belajar tentang kebaikan dari teman-teman muslim," ujarnya.
BACA JUGA:Beri Materi di Unusa, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Minta Mahasiswa Terus Berinovasi
Senada dengan Anastasia, Woro Siswanto, wisudawan non-muslim lainnya, merasa diterima dengan hangat oleh lingkungan kampus.
“Tidak ada perbedaan perlakuan, semuanya berjalan penuh toleransi dan persaudaraan," ceritanya.
BACA JUGA:Unusa Kembali Tambah Gubes di Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia
Sementara itu, Nur Kholis, wisudawan tertua, menjelaskan alasannya untuk terus menuntut ilmu.
BACA JUGA:Peningkatan Kasus Obesitas Anak Ancam Generasi Emas 2045, Unusa dan Unicef Galakkan Kampanye