Program JKN Jadi Jalan Kesembuhan Anak Warga Sidomulyo Wates dari Thalasemia

Selasa 02-09-2025,10:45 WIB
Reporter : Ahmad Rifai
Editor : Muhammad Ridho

KEDIRI, MEMORANDUM.CO.ID - Dalam kesederhanaan hidupnya, Siswanto (45), warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, merasakan perubahan luar biasa berkat adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 

Meski hidup dalam keterbatasan, ia tidak pernah menyerah pada keadaan dan tetap berjuang demi mendapatkan akses layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan.

BACA JUGA:Warga Kota Kediri Manfaatkan Program REHAB 2.0 untuk Cicil Tunggakan Iuran JKN


Mini Kidi--

Siswanto telah hidup dalam kegelapan sejak beberapa tahun terakhir akibat kebutaan yang ia alami. Dunia yang dahulu penuh warna, kini hanya gelap bagi dirinya. Penyakit mata yang dideritanya kian hari kian parah, hingga akhirnya memaksanya berhenti bekerja sebagai buruh di sebuah perusahaan.

“Ada gangguan pada saraf mata saya. Jadi saya sudah mulai tidak bisa melihat sejak tahun 2016. Awalnya hanya sedikit kabur, tapi lama-lama penglihatan saya makin buram. Sampai akhirnya benar-benar gelap. Saya terpaksa berhenti bekerja sebagai buruh karena tidak bisa lagi melihat dengan jelas,” ujar Siswanto, saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:Sudah Alih Kepesertaan JKN Tapi Masih Punya Tunggakan Iuran? Daftar Saja Program Rehab 2.0

Cobaan hidup keluarga Siswanto tidak berhenti sampai di situ. Anak semata wayangnya, Diego, yang kini berusia sembilan tahun, didiagnosis menderita thalasemia. Yakni suatu kondisi medis yang membuatnya harus menjalani transfusi darah secara rutin setiap bulan. Dengan kondisi keuangan yang terbatas, kebutuhan biaya pengobatan menjadi beban berat yang sulit dipenuhi. 

Hidup dalam keterbatasan membuat keluarga ini hampir putus asa. Namun, harapan muncul ketika Siswanto dan Diego didaftarkan sebagai peserta JKN pada segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) tanggungan Pemerintah Kabupaten Kediri.

“Waktu itu saya sempat merasa putus asa, cobaan datang bertubi-tubi. Tapi ini memang sudah takdir. Harapan saya sekarang hanya pada anak saya. Mendengar suaranya saja saya sudah senang. Meskipun saya sudah tidak bisa melihat wajahnya, saya ingin dia sehat dan bisa hidup normal,” tutur Siswanto. 

BACA JUGA:BPJS Kesehatan Tulungagung Gelar Sosialisasi Hak dan Kewajiban Peserta JKN kepada Perangkat Desa

Ia menambahkan bahwa Program JKN telah meringankan beban hidupnya. Semua biaya pengobatan, mulai dari pemeriksaan hingga transfusi darah setiap bulan, ditanggung penuh oleh Program JKN. Tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan, Diego bisa mendapat perawatan medis yang layak dan rutin.

“Saya bersyukur kepada Tuhan, saya dan anak saya akhirnya didaftarkan sebagai peserta bantuan iuran, itu sangat membantu kami. Biaya transfusi, pemeriksaan, semuanya ditanggung. Tidak ada tambahan biaya sama sekali. Jadi sekarang, tugas saya hanya menemani Diego ke rumah sakit, meskipun justru dia yang menuntun saya ke sini,” tambahnya.

BACA JUGA:Klinik Urologi RSDS Magetan Layani Pasien JKN BPJS

Pelayanan yang diterima Diego pun tidak sembarangan. Ia mendapatkan perhatian dan perlakuan ramah dari tenaga kesehatan di fasilitas yang melayani peserta JKN. Keluarga ini merasa sangat terbantu dan dimanusiakan dalam proses pengobatan yang mereka jalani.

Kategori :