Kunjungi ITS, Menteri AHY Disambut 6.993 Mahasiswa Baru

Senin 04-08-2025,15:50 WIB
Reporter : Rakhmat Hidayat
Editor : Fatkhul Aziz

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Momen pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) diwarnai kehadiran Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Senin, 4 Agustus 2025.

Sang menteri didampingi Wagub Jatim Emil Dardak, Rektor ITS Prof Ir Bambang Pramujati, Prof Dr Moch Nuh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang juga mantan Rektor ITS, Wali Kota Surabaya Ery Cahyadi, dan sekjen IKA ITS, serta jajaran civitas akadenisi ITS hadir sekitar pukul 14.45 di Graha ITS.

BACA JUGA:LPPM Unipra Gandeng Laboratorium Statistika Komputasi dan Sains Data ITS, Tingkatkan Kualitas Hasil Penelitian


Mini Kidi--

“Atas nama ITS terimakasih pada Menko AHY,” sebut Bambang Pramujat.

Mahasiswa baru ITS tercatat  6.993 menyambut kehadiran putra Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sementara itu, dalam sambutannya AHY dihadapan ribuan mahasiswa menyampaikan, kunjungannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan dalam agenda Stadium Generale dan Orasi Kebangsaan. 

BACA JUGA:Polres Malang Borong Medali Emas di Kejurnas Jiujitsu IJUKAI 2025

“Pak Nuh mengapresiasi bahwa hidup beliau dikonsentrasikan untuk pendidikan bangsa. Terima kasih juga pada Wakil Gubernur yang ikut mendampingi ibu Gubernur Khofifah, serta Wali Kota Surabaya Ery Cahyadi,” ucap AHY. 

AHY juga menyapa mahasiswa dari ujung provinsi hingga seluruh wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Yang dari Papua, Bali, Kalimantan, Jawa Timur angkat tangan,” sapa AHY pada mahasiswa baru ITS.

ITS memiliki rekam jejak panjang dalam karya bangsa. “Selamat yang masuk menjadi mahasiswi mahasiswa membagakan,” kata AHY.

BACA JUGA:Inovasikan Analisis Saham Berbasis AI, Tim ITS Raih Penghargaan Internasional

AHY menyampaikan tiga isu tantangan global saat ini. Indonesia saat ini dan masa depan. Tantangan global harus menuntut kita mempunyai wawasan global. “Kita tidak bisa terlepas dari globalisasi, ancaman kemanusiaan dan perang yang terjadi saat ini. Geopolitik terus memanas, persoalan ekonomi,” tandas dia.(day)

Kategori :