MALANG, MEMORANDUM.CO.ID – Dalam rangka mendukung penuh program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya pada Asta Cita di bidang pangan, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang meluncurkan program inovatif "Gerakan Menanam Bersama Turun ke Sawah".
BACA JUGA:Kolaborasi Tiga Instansi Kembangkan Padi Sukma untuk Tingkatkan Pendapatan Petani
Ini adalah langkah kolaborasi strategis antara pemerintah dan para petani muda atau milenial.
Mini Kidi--
"Kegiatan ini merupakan langkah nyata, kolaborasi strategis budidaya tanaman pangan oleh para stakeholder," terang Kepala DTPHP Kabupaten Malang, Ir Avicenna Saniputra, pada Jumat 4 Juli 2025.
Program ini mengusung pola pengelolaan secara swakelola oleh para petani dengan melibatkan petani milenial sebagai tim pelaksana. Tujuannya jelas: mempercepat terwujudnya ketahanan pangan di Kabupaten Malang.
BACA JUGA:Ratusan Petani Karamba Jaring Apung Karangkates Geruduk DPRD Malang: Tolak Penggusuran untuk PLTS
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang tak tinggal diam. Mereka memberikan dukungan pendanaan melalui DTPHP berupa dana hibah yang disalurkan kepada 15 kelompok tani di 14 kecamatan.
"Komoditas yang ditanam adalah padi dan jagung. Bantuan yang diberikan untuk tanaman padi sebesar Rp 45 juta/2 hektare dan jagung Rp 44 juta/2 hektare," kata Avicenna.
BACA JUGA:National Sugar Summit VII Apresiasi Petani Berprestasi dan Pabrik Gula Terbaik
Lebih lanjut, Avicenna mengungkapkan bahwa bantuan dana hibah tersebut tidak diberikan dalam bentuk uang tunai, melainkan berupa benih, pupuk, pestisida, sewa alat, dan upah kerja harian.
Menariknya, hasil panen nantinya tidak seluruhnya diambil. Sebagian pendapatan akan dipergunakan untuk pembiayaan budidaya musim tanam selanjutnya, demi keberlanjutan program.
BACA JUGA:Disnakertrans Kabupaten Malang Latih Petani Milenial
Program demplot swasembada pangan tahun 2025 ini dilaksanakan di 14 kecamatan. Untuk komoditas jagung, melibatkan Poktan Sarirejo II (Tumpang), Harapan Masa IV (Donomulyo), Madukismo I (Pakisaji), Ngydi Makmur II (Kalipare), dan Margomulyo (Pagak).
BACA JUGA:Petani Keluhkan Kelangkaan Pupuk Bersubsidi ke Cak Imin