SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Merebaknya penggunaan perangkat komunikasi berteknologi canggih, memang memudahkan urusan manusia. Namun, di balik perkembangan itu tersimpan dampak negatif yang dapat mempengaruhi tatanan kehidupan sosial.
Penggunaan media sosial (medsos) yang dapat membuat siapapun terhubung tanpa kendala jarak dan waktu, justru meningkatkan sikap individual. Ironisnya, dampak itu terus terasa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan negara.
--
Kondisi itu jika berlangsung lama bahkan dapat menghilangkan rasa kebersamaan dan kegotongroyongan yang menjadi nilai-nilai positif Bangsa Indonesia. “Padahal founding father kita mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan asas gotong royong,” kata anggota Komisi E DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso, Minggu 9 Maret 2025.
Berangkat dari kekhawatiran itu, politisi muda dari Partai Gerindra itu menggandeng Dinas Sosial (Dinsos) Jatim menggelar saresehan bertajuk
BACA JUGA:Komisi E DPRD Jatim Gagas Raperda Pemajuan Kebudayaan
“Menumbuhkan Kepedulian Sosial di Era Individualistik” di Kota Surabaya pada 8 Maret 2025.
Dalam sarasehan yang menghadirkan Kepala Dinsos Jatim Restu Novi Widiani sebagai narasumber itu, terungkap jika fenomena antisosial justru kian meningkat di tengah penggunaan medsos.
“Saat ini kita rasakan semakin meningkatnya nilai-nilai individualistik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa. Jadi nilai yang sudah diajarkan dalam Pancasila, salah satunya yang dicontohkan dengan bentuk gotong royong sudah mulai luntur. Kondisi itu bahkan disampaikan ibu kepala dinas sosial dalam sarasehan kemarin,” terang Cahyo.
BACA JUGA:Komisi E DPRD Jatim: Perusahaan Bayar Penuh THR
Padahal, medsos awalnya dibuat untuk meningkatkan kepedulian sosial atau kedekatan sosial.
“Tapi jadinya sekarang asosial, antisosial. fenomena itu yang menjadi tantangan kita,” ucapnya.
BACA JUGA:Komisi E Dorong Pemerintah Tuntaskan Stunting
Hal itu dibenarkan Restu Novi yang mengungkap institusinya pernah merasakan dampak negatif dari medsos.