Tak hanya itu, Wahaji juga tidak memungkiri adanya kendala dalam pengawasan. Pihaknya mewanti-wanti TPK juga memastikan jatah MBG dikonsumsi sasaran penerima atau bukan orang lain.
“Jangan sampai MBG yang seharusnya dimakan ibu justru dimakan suaminya. Harus dimakan penerima manfaat,’’ tegasnya.
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama di Badan Gizi Nasional (BGN), Nyoto Suwignyo memastikan tidak ada perbedaan menu antara kelompok pelajar maupun ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD. Yakni, sama-sama sehat dan bergizi.
“Apakah pasti sehat? Pasti. Kami punya kepala dapur dan ahli gizi yang memastikan keamanan makanan sebelum didistribusikan ke penerima,’’ ungkapnya. (adv/adi)